Tribute to Charlie Parker: Konser Jazz Dua Empat yang Menawan di @america

Terkejut dan penasaran, begitu reaksi saya ketika melihat di instagram Dua Empat @duaempatmusic bahwa mereka akan menggelar konser dengan menyajikan komposisi-komposisi karya musisi jazz legendaris Charlie Parker, bertajuk Tribute to Charlie Parker, yang akan digelar di @america pada hari Sabtu, 2 September 2017.

(Sumber: atamerica.or.id)

Keterkejutan saya itu lebih ke preferensi pribadi atas komposisi-komposisi Charlie Parker yang notabene diciptakan dan disajikan dalam bentuk instrumental yang dominan dengan tiupan saksofon. Sedangkan di sisi lain, gaya Dua Empat dominan dengan melodi gitar akustik. Bahkan musisi pendukung Dua Empat yang bakal tampil nanti tidak ada satupun yang bermain saksofon. Bagaimana kedua hal yang berbeda ini dapat dikolaborasikan oleh Dua Empat dengan harmonis?

Wajar bila keterkejutan saya itu membuahkan kepenasaran. Penasaran bagaimana Dua Empat nanti menyajikan komposisi-komposisi karya Charlie Parker dan juga penasaran bagaimana rasanya menyimak sajian musik dalam ruangan di @america yang belakangan hanya sempat saya saksikan melalui youtube.

***

Tentang Dua Empat dan Musisi Pendukung

Dua Empat terdiri dari dua musisi muda, keduanya bermain gitar, Alvin Ghazalie dan Misi Lesar. Di awal tahun 2017 mereka telah merilis album yang diberi judul Two of A Kind yang berisi komposisi-komposisi karya mereka berdua dengan balutan jazz yang cenderung berbau romantis. Mereka bahkan menggambarkan album Two of A Kind itu sebagai “ a love story told with melodies”.

Alvin Ghazalie dan Misi Lesar. Inset : Album Two of A Kind (Sumber: IG @duaempatmusic)

Nuansa romantisme album Two of A Kind ini seakan tumpah ruah dalam komposisi kedua yang ada pada album itu yang diberi judul A Night Before Christmas. Lagu yang menggambarkan saling terikatnya dua hati ini dibuka dengan sentuhan melodi yang manis dan irama yang lambat dihiasi dengan lirik dan vokal oleh Nesia Ardi, yang tidak hanya sebagai pengisi namun memberikan bingkai yang indah pada komposisi ini. Dari komposisi ini saya bisa menebak kenapa mereka menamakan grup mereka berdua dengan Dua Empat.

Dua Empat Jazz Affair at The 39th JGTC Festival, 2016
Dua Empat dan NonaRia di panggung International Jazz Day 2017

Sebagai catatan, Alvin telah merilis debut album pada tahun 2016 bersama grupnya yang bernama Alvin Ghazalie Quartet, dengan Michael Setiawan (piano), Kevin Yosua (bass) dan Dave Rimba (drums). Album berjudul Exists ini berisi delapan komposisi karya Alvin ternyata mendapat sambutan hangat dari publik pencinta jazz dan bahkan tercatat sebagai nomine untuk kategori Album Jazz Terbaik pada AMI – Anugerah Musik Indonesia – Award 2016.

Cover album Alvin Ghazalie Quartet – Exists (koleksi pribadi dengan tanda tangan Alvin)

Vokalis dan musisi yang mendukung penampilan Dua Empat pada konser Trbute to Charlie Parker ini terdiri dari Nesia Ardi (vokal), Irsa Destiwi (piano), Kevin Yosua (bass) dan Dave Rimba (drums).

Nesia Ardi, vokalis yang  tak diragukan lagi kemampuan olah vokalnya. Pernah tergabung dalam grup jazz Lantun Orchestra yang khas dengan menyajikan lagu-lagu Betawi dengan sentuhan jazz.

Pada tahun 2015 Nesia telah merilis album bertema lagu-lagu jazz standar berjudul Look for the Silver Lining. Dengan musik pengiring yang hanya mengandalkan gitar akustik, album ini benar-benar menonjolkan olah vokal Nesia yang luar biasa. Tak salah bila Widyasenapemandu sesi tanya-jawab pada konser Tribute to Charlie Parker ini – mengatakan bahwa Nesia merupakan salah satu vokalis jazz terbaik saat ini.

Irsa Destiwi, pianis jazz, tergabung dalam grup band bernama Shadow Puppets Quartet bersama Robert MR (gitar), Kevin Yosua (bass) dan Ign. Andrianto (drums).

Salah satu album yang digarap oleh Shadow Puppets Quartet berjudul Indonesian Songbook dengan melibatkan vokalis senior Harvey Malaiholo. Album yang dirilis pada tahun 2015 ini berisi lagu-lagu Indonesia lawas yang populer pada tahun 50-an yang diolah dan diaransemen ulang dengan sentuhan jazz. Kesan-kesan saya terhadap album ini telah saya tuliskan pada posting berjudul Indonesian Songbook: Indahnya Warisan Musik Era 50-an.

Cover album Shadow Puppets Quartet – Indonesian Songbook

Kevin Yosua, pemain bass, yang saya sering melihat penampilannya pada beberapa festival jazz yang saya hadiri. Tahun 2014 Kevin merilis album berjudul Contradiction. Album yang berisi delapan komposisi jazz orisinil ini dalam penggarapannya melibatkan Robert MR (gitar), Sri Hanuraga (piano) dan Deska Anugrah (drums).

Pada akhir tahun 2015, Kevin bersama Sri Hanuraga (piano), M. Rafi (drums) dan Dennis Juno (saksofon) menggarap album yang menampilkan vokalis, musisi dan juga komposer jazz muda, Amelia Ong. Album Self Titled Amelia Ong ini terpilih sebagai nomine pada AMI Award 2016 untuk dua kategori, kategori Album Jazz Terbaik dan kategori Artis Jazz Vokal Terbaik. Ulasan tentang album ini telah saya tuliskan pada posting berjudul Amelia Ong: Album Jazz Penuh Cinta.

Dave Rimba, pemain drums, banyak tampil dalam berbagai pergelaran jazz. Walau saya belum menemukan album atas nama dirinya namun kemampuan bermain drumnya sangat memikat, seperti dapat disimak dalam album Exists bersama Alvin Ghazalie Quartet.

Dengan melihat track record musisi-musisi yang bakal tampil, saya yakin Tribute to Charlie Parker ini akan menjadi konser jazz yang sangat menarik untuk disimak.

Inilah Ruang Konser di @america

Setelah melalui pemeriksaan yang cukup ketat dan meninggalkan tas punggung di locker yang disediakan – hp, kamera dan buku catatan kecil yang mereka perkenankan untuk saya bawa serta  – saya memasuki ruang konser.

Mengagumkan, demikian kesan pertama saya sesaat memasuki ruang konser. Saya terpesona melihat sekeliling ruangan. Betapa tidak, ruangan ini sangat sejuk dengan lantai berkarpet dan alat-alat musik yang sudah tertata rapi di sudut ruangan.

Ruang konser @america

Tempat duduk bagi penonton terdiri dari susunan tangga permanen dengan bentuk agak melingkar menghadap ke sudut dimana alat-alat musik berada. Saya pikir, ini benar-benar ruangan yang menjanjikan kenyamanan menyimak sajian musik dengan akustik yang baik.

Konser Tribute to Charlie Parker siap digelar

Saatnya Menyimak Konser…

Tepat jam 18.30 konser dibuka. Komposisi pertama yang disajikan berjudul Ornithology. Ini salah satu komposisi populer dari Charlie Parker yang diciptakan tanpa lirik. Menyimak komposisi ini saya langsung jatuh cinta pada aransemen yang digarap oleh Dua Empat bersama musisi pendukungnya. Vokal Nesia Ardi yang ber-scat singing mengisi celah-celah komposisi ini dengan baik.

Ornithology membuka konser Tribute to Charlie Parker

Saya benar-benar menikmati komposisi ketiga yang disajikan. Komposisi berjudul Yardbird Suite ini satu-satunya komposisi karya Charlie Parker yang berlirik, dimana liriknya ditulis sendiri oleh Charlie Parker. Komposisi ini disajikan dengan gaya berbeda oleh Dua Empat dengan dibuka dengan sentuhan berbau fusion jazz. Namun ditengah, sentuhan bebop terasa kental membalut komposisi ini.

Sila disimak Yardbird Suite pada video berikut,

Tak hanya bebop, nuansa blues yang pekat sangat terasa pada komposisi keempat yang disajikan berjudul Parker’s Mood. Selain nuansa blues, kepiawaian masing-masing musisi pendukung juga terlihat saat menyajikan komposisi ini. Setidaknya ketukan melodi dan improvisasi piano yang panjang dari Irsa Destiwi pada pertengahan lagu mendapat aplaus dari penonton yang hadir.

ki-ka: Misi Lesar, Alvin Ghazalie dan Kevin Yosua bermusik dengan serius

Babak pertama konser ini menyajikan lima komposisi mulai dari Ornithology, Anthropology, Yardbird Suite, Parker’s Mood sampai dengan My Little Suede Shoes. Konser break sejenak, beralih ke sesi tanya-jawab yang dipandu oleh Widyasena.

Dari sesi tanya-jawab yang berlangsung santai dan hangat, dengan beberapa pertanyaan yang diajukan kepada Alvin dan Misi baik oleh Widyasena maupun oleh penonton yang hadir, terungkap bahwa konser ini selain dalam rangka menyambut ulang tahun kelahiran Charlie Parker pada tanggal 29 Agustus juga untuk menghormati karya dan pengaruhnya yang sangat besar terhadap perkembangan musik jazz dan terhadap musisi-musisi jazz generasi selanjutnya.

Charlie Parker (29 Agustus 1920 – 12 Maret 1955) adalah musisi jazz berkebangsaan Amerika Serikat. Parker, sering dijuluki Bird atau Yardbird, memiliki kepiawaian bermain saksofon dan berimprovisasi dengan saksofonnya yang tidak tertandingi pada zamannya. Saat Parker muda jazz bergaya swing sangat mendominasi, namun Parker “memberontak” melalui ide-ide inovatif mengenai harmoni dan melodi. Sederhananya Parker mempercepat tempo swing dan memperluas ruang improvisasi kepada setiap musisi yang terlibat. Sentuhan baru Parker ini terhadap jazz kemudian dikenal sebagai “bebop”.

Kebesaran nama Charlie Parker sering disejajarkan dengan Louis Armstrong dan Duke Ellington sebagai musisi jazz legendaris yang tetap dikenang hingga masa kini.

Keseluruhan konser yang menampilkan sembilan komposisi karya Charlie Parker ini dipersiapkan dengan matang oleh Dua Empat dan musisi pendukungnya selama dua minggu.

Menyajikan komposisi tanpa vokal, Segment

Setelah sesi tanya-jawab berakhir, konser berlanjut ke babak kedua dengan menyajikan empat komposisi mulai dari Segment, Billie’s Bounce dan Blues for Alice.

Konser jazz Tribute to Charlie Parker ini ditutup dengan komposisi terakhir berjudul Donna Lee.

Foto bersama usai konser | ki-ka: Dave Rimba, Nesia Ardi, Alvin Ghazalie, Misi Lesar, Irsa Destiwi, Kevin Yosua (Sumber: IG @duaempatmusic)

***

Konser berakhir, usai juga kepenasaran saya.

Luar biasa kagum dengan kepiawaian musisi jazz muda yang tampil dalam konser jazz ini. Mereka bermain kompak, saling mengisi dengan improvisasi-improvisasi yang cantik, setidaknya hal itu menunjukkan kemampuan mereka yang sudah matang baik dalam penguasaan teknik bermain musik maupun dalam menampilkan ide-ide mereka dalam bentuk improvisasi dengan sentuhan nada dan irama jazz.

Sejenak berfoto bersama musisi-musisi jazz muda yang mengagumkan

Sebagai pencinta musik jazz, salut kepada Dua Empat dan musisi pendukung berikut vokalis yang menurut penilaian saya pribadi mereka telah sukses menggelar konser dan menyajikan suguhan jazz yang apik, menawan dan mengagumkan selama hampir dua jam dalam konser bertajuk Tribute to Charlie Parker.

Inilah masa dimana musisi-musisi jazz muda yang penuh talenta tampil ke permukaan…

Sukabumi, 8 September 2017

11 respons untuk ‘Tribute to Charlie Parker: Konser Jazz Dua Empat yang Menawan di @america

Add yours

  1. Assalaamu’alaikum wt.wb, mas Titik Asa….

    Jika sudah profesional dan mempunyai minat yang sungguh-sungguh, apa jenis melodi yang dihasilkan pasti tidak menjadi masalah dalam gubahannya. yang penting petikan melodinya seiras dan menghiburkan

    Bahkan lebih indah lagi dengan kenangan tidak terlupakan apabila dapat berfoto bersama pemusik muda ini sebagai tanda ingatan yang berkekalan sebagai peminat musik Jazz. Pasti mengundang rasa bahagia ya.

    Salam sejahtera dari Sarikei, Sarawak. 🙂

    1. Wa’alaikum salam wr.wb, mbak Fatimah. Apa kabar mbak?

      Mbak benar, jika sudah profesional apapun melodinya tetap nikmat untuk disimak dan selalu harmonis. Seperti halnya anak-anak muda musisi jazz yang dengan gemilang menyajkan komposisi-komposisi karya musisi legendaris ini.

      Dan saya senang sekali ada kesempatan berfoto dgn mereka, musisi-musisi muda yang penuh talenta.

      Salam persahabatan dari saya di Sukabumi, West Java.

    1. Saya pikir bisa menikmati jazz saja sudah bagus, karena konon penikmat jazz itu jarang.
      Mas, kalo di daerahnya ada festival jazz boleh dong diinfo. Siapa tahu saya bisa melancong kesana.

      Salam,

  2. Dengan adanya acara konser jazz seperti ini, tentunya kita berharap akan menjadi tempat dan ajang pertunjukan bagi para pelaku jazz muda yang terpendam dengan taleta yang baik untuk membangun komunikasi yang baik untuk perkembangan musikal jazz Indonesia ya kang.

    1. Betul, mas. Panggung konser maupun panggung festival merupakan arena bagi musisi-musisi muda untuk unjuk kemampuan dalam rangka mereka meraih nama dan popularitasnya.
      Moga makin banyak panggung-panggung terbuka sehingga perkembangan musik jazz khususnya maupun jenis musik lainnya memperoleh perkembangan yang baik.
      Salam persahabatan,

  3. Jazz, kalau dulu dengar kata ini rasanya mewah. Belum pernah lihat konser jazz. Tahu nama Charlie Parker di film Whiplash. Bak dewa namanya disebut dan dipuja sang drummer. Rekomendasi tonton.

    1. Whiplash itu film dg latar belakang musisi jazz yg mengagumkan. Saya suka dengan film itu.
      Bila tertarik dgn kisah hidup Charlie Parker, bisa disimak film berjudul Bird, rilis thn 1988, yg disutradarai oleh Clint Eastwood dan Forest Whitaker sbg Charlie Parker.

      Salam,

Sila tinggalkan komentar sahabat disini...

Buat situs web atau blog di WordPress.com

Atas ↑