Bertambah atau Berkurang?

Sebenarnya tulisan pendek beserta foto-foto ini telah saya sampaikan pada laman Instagram saya di sisihidupku_official, tapi mengingat pentingnya momen ini bagi saya pribadi – tentunya juga setiap orang merasakan hal yang sama bila bertemu dengan momen ini – maka saya abadikan juga melalui blog ini.

Begini apa yang saya tuliskan pada laman Instagram saya beberapa hari lalu.

***

Hari ini, tepat bertambah – atau sebenarnya berkurang – usia saya.

Ya, secara bilangan memang benar bertambah. Setiap bertemu dengan tanggal kelahiran, maka bertambah bilangan usia kita.

Namun hal ini berkebalikan bila dipandang dari sisa jatah hidup. Artinya setiap kita bertemu dengan tanggal kelahiran maka jatah hidup kita di dunia ini berkurang, dengan catatan diri kita sendiri tidak pernah tahu berapa jatah usia di dunia. Hal ini tetap menjadi rahasiaNYA.

Barangkali ini disebut “paradoks usia“. Hanya bilangannya saja yang bertambah, padahal sesungguhnya jatah hidup kita semakin berkurang.

***

Sekadar mengenang, saya menatap dua lembar foto bertahun 196x yang ada dihadapan saya.

Pada foto pertama dibawah ini, terlihat saya demikian nyaman dalam pangkuan Emak. Menurut catatan yang tertulis pada belakang foto, saat itu usia saya baru 6 (enam) bulan.

Saya, 6 bulan, demikian nyaman dalam pangkuan Emak

Foto kedua dibawah ini diambil pada tanggal 27 Juli, berarti 4 hari sebelum saya dilahirkan. Sayang ukuran asli foto ini sangat kecil sehingga hasil scan-nya tidak detil.

27 Juli, empat hari sebelum saya dilahirkan

Menurut Emak, foto-foto tersebut diambil di “Studio 33”, studio foto yang berlokasi di Jln. Kapt. Harun Kabir, Sukabumi. Saat ini foto studio tersebut sudah tidak ada lagi.

Foto-foto lawas walaupun hanya hitam putih, tetap menyiratkan berjuta warna dan kenangan disana. Setidaknya demikian yang saya rasakan ketika menatap dua lembar foto bertahun 196x tersebut.

Sukabumi, 31 Juli 2020

10 respons untuk ‘Bertambah atau Berkurang?

Add yours

  1. Halo pak Titik, apa kabar?

    Wah, masih ada foto2 masa kecil ya. Sangat berkesan pastinya memandang foto2 lawas saat bayi. Kalau saya gk ada sama sekali pak. Maklum d kampung dulu tak banyak yg sempat mengabadikan momen saat itu. Mungkin karena masih jarang keluarga yg memiliki kamera, tdk spt zaman skrg. Teknologi foto sdh sangat maju.

    Salam hanga dari Depok.

  2. melihat foto2 tua pribadi benar2 momen yang berkesan …. pikiran akan melayang jauh ke masa lalu …. kadang tidak tahu kenapa suka jadi pengen nangis … hehe

  3. wahhh…. zaman dahulu sudah punya gambar foto.. pastinya makmur atuh semenjak dahulu kala. alhamdulillah… syukur memiliki gambar foto masa lalu yang tidak bisa dinilai dengan materi. memang usia berkurang, pemakaiannya saja yang bertambah.

  4. Kalau bahas filosofi demen banget saya.
    Hidup ini ada suka ada duka, tapi yang pasti ada batasnya.
    Walaupun hidup itu singkat, mari kita buat jadi bermanfaat.

    Btw, menginspirasi sekali upload foto jadul di sosial media.
    Punya banyak foto jadul tapi belum sempat di digitalisasikan.
    Takutnya bisa hilang kalau belum di save di penyimpanan internet.

    1. Duh Mas Adam, ini mah bukan filosofi, hanya sejauh yang ada saja di pikiran.
      Maaf Mas telat banget balas komennya. Ini ceritanya baru ada keinginan lagi untuk nulis di blog. Nulis alakadarnya…hehehe

      Salam dari Sukabumi

Sila tinggalkan komentar sahabat disini...

Buat situs web atau blog di WordPress.com

Atas ↑