Sudah sering saya melewati Masjid Atta’awun yang berada di Puncak ini. Entah, selalu saja terhalang saat ada keinginan menepi ke halamannya. Kadang alasannya tidak jelas. Aneh juga kalau dipikir.
Boleh dibilang akhirnya keinginan yang tidak terlaksana itu menjadi semacam kerinduan. Rindu untuk memasuki Masjid Atta’awun itu. Bersujud dan sejenak merenung dari atas sajadahnya juga menatap keindahan alam dari halamannya, benar-benar telah menjadi idaman yang terpendam kuat dalam bathin saya.
Sabtu pagi, 2 November 2013, akhirnya niat dan keinginan saya tersebut terlaksana juga…
***
Saya sampai di Masjid Atta’awun menjelang waktu shalat Subuh tiba. Udara terasa sangat dingin. Dingin yang benar-benar dingin. Kalau dilebih-lebihkan, kedua telapak tangan terasa hampir membeku. Saking dinginnya udara Puncak. Dan dingin ini semakin kian terasa saat berwudhu. Air yang membasuh muka bagai air es. Membuat mata redup karena kantuk seakan menjadi terang. Shalat Subuh berjamaah, bersimpuh diatas sajadahnya, sungguh terasa nikmat.
Bersyukur, tunai sudah kerinduan dan keinginan saya untuk shalat dan sejenak merenung di dalam masjid ini…
***
Masjid Atta’awun ini berlokasi di Jalan Raya Puncak, Cisarua, Kabupaten Bogor. Kalau berkendaraan umum dari Ciawi kurang lebih akan memakan waktu 1 jam untuk sampai disini. Dari berbagai sumber saya memperoleh informasi kalau masjid ini berada diatas puncak Gunung Mas dan berada pada ketinggian sekitar 2000 meter diatas permukaan laut. Karena berada dalam ketinggian inilah tak aneh bila masjid ini akan terlihat dari jalan raya Puncak jauh sebelum kita sampai kesana.
Ini Masjid Atta’awun bila ditatap dari Jalan Raya Puncak. Sungguh indah…
Setelah kita memasuki halaman parkir, kita masih harus berjalan menaiki tangga yang lumayan tinggi untuk mencapai halaman masjidnya. Tangga ini disusun kedalam tiga jalur. Jalur tengah dengan lebar yang relatif sempit dan berpagar kiri dan kanannya. Dua jalur tangga lagi yang berada di kiri dan kanan jalur tengah dibuat lebih lebar.
Setelah melewati tangga, sampailah saya di halaman Masjid Atta’awun. Pagi ini kesampaian juga saya menatap masjid ini dari dekat. Ini rupanya masjid yang saya rindukan selama ini…
Memasuki Masjid Atta’awun, setelah melapas alas kaki, kita harus melewati semacam selokan berair. Bergantian kaki kiri dan kanan kita terendam air pada selokan buatan ini. Mungkin ini dimaksudkan agar kedua kaki kita terjaga kebersihannya saat memasuki bagian dalam masjid. Kemudian kita dihadapkan dengan gerbang kaca yang indah sebelum memasuki ruangan dalam masjid.
Gerbang kaca, ruang mimbar dan sudut lain bagian dalam masjid saya sertakan dalam foto-foto dibawah ini.
Dari halaman Masjid Atta’awun, saya menyaksikan pagi yang indah. Warna langit yang biru dan bersemu merah benar-benar membuat mata tak berkedip memandangnya. Sungguh bagai lukisan yang teramat indah dan menawan…
Dari halaman Masjid Atta’awun juga saya menyaksikan kehidupan yang mulai bergeliat. Di area parkir, warung-warung penjual makanan mulai buka. Bersiap menyambut pelanggan yang segera akan tiba. Bersiap menyambut rezeki yang segera akan menhampiri…
Lebih dekat dengan aktifitas yang berada di area parkir. Penjual makanan, penjual souvenir dan penjual kerajinan tangan mulai membuka kiosnya satu-persatu…
***
Demikian sekelumit perjalanan saya Sabtu kemarin. Perjalanan yang sengaja saya lakukan demi menuntaskan kerinduan yang telah demikian lama terpendam.
Bekasi, 7 November 2013
ah, sudah lama sekali gak ke sini… waktu itu boro2 mau bersantai. sekadar menunaikan kebutuhan jiwa lalu melanjutkan perjalanan. lain kali harus berdiam diri sejenak di sini. nuhun foto-fotona pakde 🙂
Pernah berkunjung ke Masjid Atta’awun rupanya ya mba?
Saya seringnya cuma lewat-lewat saja, Menatap dari jauh. Ada saja halangan untuk mampir disini.
Nah, sabtu kemarin itu saya nongkrong disini sejak tengah malam, Menikmati malam disana. Ketika menjelang jam 2 dini hari, dinginnya sudah gak ketulungan. Akhirnya masuk ke dalam ruangan masjid, merenung sampai waktu shalat subuh tiba. Demikianlah…
Salam,
sudah lama sekali aku tak shalat di masjid itu. lama sekali…
Berarti sering shalat disini sebelumnya ya Kang? Saya baru pertama kali shalat disini, saat shalat subuh kemarin.
Salam,
pernah aja 😉
Sepertinya indah sekali ketika menjelang matahari terbit ya mang?
Betul sekali Mas, indah sekali. Apalagi menatapnya secara langsung. Detik demi detik kita bisa menyaksikan perubahan yang terjadi pada warna langit.
Salam,
Assalaamu’alaikum wr.wb, mas Titik Asa…
Sungguh beruntung apabila ada masjid di bina di puncak gunung. Malah yang menariknya apabila mahu memasuki masjid harus melalui selokan berair. Tidak pernah lagi saya lihat di Malaysia keadaan begini. Itukan untuk memastikan kaki kita tidak membawa najis ke dalam masjid.
Saya yakin hati menjadi tenteram saat beribadah dengan suasana damai dan dingin di masjid At-Ta’awun. Alhamdulillah, sudah terlepas rindu mas Titik untuk bersolat di Masjid tersebut. Bersyukurlah, semuanya dengan izin Allah SWT.
Salam hormat dari Sarikei, Sarawak. 😀
Wa’alaikum salam mba Fatimah,
Selokan berair kala akan memasuki masjid jarang juga saya temukan di masjid lainnya disini. Sayang sekali selokan berair itu luput tidak terambil fotonya.
Betul juga, bersyukur karena rasa rindu untuk mengunjungi dan shalat di masjid ini sudah terpenuhi. Alhamdulillah.
Terima kasih atas kunjungan dan komentarnya mba.
Salam persahabatan selalu,
Akang sering lewat jalan puncak dan beberapa kali mampir di mesjid ini tapi jarang sekali berfoto disana, nuhun foto2nya Kang 🙂
Alangkah berbahagianya Akang sudah beberapa kali mampir di masjid ini. Bagi saya ini kunjungan yang pertama. Moga saja bisa kembali berkunjung ke masjid ini di hari-hari esok.
Salam,
Iya kalo mudik ke sumedang trus waktunya nggak buru2 sering lewat puncak. Tapi kl mengejar waktu biasanya lewat tol cipularang aja.
Sudah lama sekali tidak lewat situ, dan hampir dimana-mana posisi mesjid di daerah perlintasan kota menjadi pusat keberkahan, luar biasa. Artinya saat mesjid itu hidup dan ramai orang untuk shalat berjama’ah pastilah disekelilingnya ada keberkahan untuk banyak orang juga seperti Janji Allah SWT.
Masjidnya terletak di tempat ketinggian gitu ya, Pak, hmmm…. indahnya bersujud di masjid ini 🙂
Betul Mas, terletak di ketinggian. Konon di puncak Gunung Mas. Kita dapat melihatnya dari jauh seandai kita sudah berada di jalan Puncak.
Kapan-kapan mampir ke masjid ini Mas. Bersujud disini terasa sangat nikmay.
Salam,
pernah juga sekali singgah di waktu dzuhur dan sekedar menorehkan sedikit catatan di sini https://sangnanang.wordpress.com/2014/12/17/at-taawun-masjid-anggun-di-puncak-pass/
Wah, pernah singgah juga disana ya Mas.
Baik, saya menuju blognya.
Salam,