Hujan, Cobaan dan Kebahagiaan

Minggu sore ini hujan deras mengguyur kota Sukabumi. Memang dari tadi siang udara mendung telah menyelimuti, tapi tak disangka juga kalau hujan akan demikian deras di sore hari.

Betapa nyamannya kalau waktu hujan turun kita sedang berada di rumah. Bisa melanjutkan bersantai sambil menikmati alunan musik atau menikmati secangkir teh panas. Ataupun kalau sedang dalam perjalanan dengan menaiki mobil pribadi, msalnya, tentu guyuran air hujan tidak menjadi masalah yang serius. Tapi bagaimana bagi sebagian rakyat kecil yang mengandalkan keberuntungan usahanya pada kecerahan cuaca?

***

Curah hujan yang tiba-tiba mengguyur deras membuat orang berlarian, mengikuti instingnya untuk mencari tempat berteduh. Lalu lintas pun terkena dampaknya. Kemacetan terjadi dengan tiba-tiba. Saya mengikuti kemana orang-orang berlari menuju tempat berteduh saat itu.

Hujan turun dengan derasnya. Lalu lintas macet dengan segera...
Hujan turun dengan derasnya. Lalu lintas macet dengan segera…

Tempat berteduh paling nyaman saat hujan salah satunya adalah di emperan pertokoan atau mall. Saya berteduh di emperan pertokoan terdekat, yaitu toserba Yogya. Baju basah kuyup. Ah biasa, resiko kecil kalau terkena hujan dan tidak sedia payung kan…

Saat saya berteduh, mata saya tertumbuk pada mamang penjual mainan anak-anak. Mainan ini berbentuk tokoh-tokoh kartun. Terbuat dari plastik yang diikat oleh tali yang lumayan panjang. Ujung tali ini dipegang oleh sebelah tangan mamang, sementara plastik berbentuk tokoh-tokoh kartun ini melayang-layang diatasnya.

Saya lihat mamang seperti melamun. Barangkali berpikir, bagaimana bisa berjualan kalau hujan begini? Bagaimana bisa dagangannya akan laku terjual? Barangkali mamang berdoa dalam hatinya agar hujan segera reda, sehingga ia dapat segera berjalan keliling lagi menawarkan mainan anak-anaknya kembali.

Terlihat mamang penjual mainan anak-anak seperti sedang melamun...
Terlihat mamang penjual mainan anak-anak seperti sedang melamun…

Beberapa menit berlalu. Hujan mulai sedikit mereda. Dari dalam toserba, keluar beberapa ibu muda dengan membawa anak kecil. Anak kecil yang berada dalam pangkuan salah seorang ibu muda nampak merengek. Anak kecil itu menunjuk-nunjuk ke mainan yang di pegang oleh mamang. Ah, rupanya anak kecil itu suka dengan salah satu tokoh kartun mainan yang mamang jual. Akhirnya si ibu membeli juga mainan seperti yang anaknya inginkan. Saya lihat mamang bernafas lega. Mungkin bersyukur dan berbahagia. Satu mainan yang ia tawarkan, terjual sudah.

Satu buah mainan terjual sudah...
Satu buah mainan terjual sudah…

***

Begitulah sedikit makna kehidupan yang sore ini dipertontonkan dengan indah kehadapan saya. Sabar atas segala cobaan yang datang menghadang. Tetap berusaha dan berdoa. Yakinlah didepan sana ada kebahagiaan yang sedang menanti. Kadang kita tidak tahu, kebahagiaan apa yang akan kita dapatkan. Tapi tetap yakinlah, karena kebahagiaan itu ada untuk kita raih.

Setidaknya, itulah makna drama yang mamang perankan dan tampilkan kepada saya sore ini…

Sukabumi, 13 Oktober 2013

17 respons untuk ‘Hujan, Cobaan dan Kebahagiaan

Add yours

    1. Terimakasih Mas Andre.
      Ah, ini hanya tulisan sederhana saja. Menuliskan dari apa yg saya lihat sore kemarin.
      Termakasih atas kunjungannya ke blog saya ini.

      Salam,

      1. sama-sama pakde. soalnya aku juga suka melihat potongan adegan seperti ini kala hujan. berdoa dan berharap agar dagangan mereka laku dan bisa pulang dengan hati lapang 🙂

    1. Saya merenung ketika melihat mamang yg mulai melamun saat berteduh karena hujan demkian deras. Saat itu saya hanya iseng motret beberapa shot dg hp saya.
      Sampai rumah, bayangan wajah mamang tetap lekat. Saya pindahkan ke netbook beberapa shot yg tadi saya ambil. Jadi secara pribadi tulisan ini saya dedikasikan untuk mamang yg tdak sempat saya kenal itu.

      Salam,

    1. Termakasih mba Niken,
      Hanya belajar untuk lebih peka melhat kejadian yg berlalu di sekitar. Dg itu, semoga saya pribadi bertambah arif menyikapi berbagai kejadian itu.

      Salam,

  1. Dramatis ketika melihat hujan. Bahkan ada yang mengutuk, meski diam-diam saya pribadii menikmati sensasi di tiap butiran air yang jatuh sebagai galau. Apalagi Pada Foto nomor 1.

    1. Betul Mas Heru, saat turun hujan pasti banyak juga orang yg mengutuk. Apalagi bila hujannya berdampak pada banjir seperti di Bekasi yang pernah saya alami.

      Salam,

  2. Jika kita membuka mata hati kita , masih banyak guru guru kehidupan yang akan kita jumpai.

    1. Ya, mari kita membuka mata hati, sehingga akan banyak hikmah dan pelajaran yang bisa kita peroleh secara gratis dari guru-guru yg banyak bertebaran ini…

      Salam,

    1. Saya pikir juga demikian mbak. Dengan memperhatikan keadaan sekeliling, kadang banyak tersimpan hikmah yg bisa saya ambil dari sana…

      Salam,

Tinggalkan Balasan ke Heru xumi Batalkan balasan

Buat situs web atau blog di WordPress.com

Atas ↑