Pagi ini berteman gerimis halus. Udara dingin Sukabumi entah bertambah berapa derajat kedinginannya. Hanya berteman secangkir kopi saja rasanya masih ada yang kurang. Perlu asupan yang agak nendang kalau begini sih…
Berjalan sedikit keluar dari rumah, mencari barangkali sepagi ini yang jualan makanan sudah pada buka. Ah syukurlah Mang Mami sudah stand by. Masih sepi memang. Belum terjadi antrian yang panjang.
Mang Mami ini penjual bubur ayam. Ia biasa jualan setiap pagi di Jl Pajajaran, Rambay. Hanya beberapa meter saja dari tempat saya tinggal. Menurut penuturannya, Mang Mami ini baru berjualan bubur ayam selama enam tahun. Ia bilang baru. Ya, karena sebelumnya, dari tahun 70-an sampai tahun 80-an ia berjualan mie bakso. Kemudian berhenti berjualan, karena Mang Mami mengalami sakit yang lama. Ia bilang sih semacam sakit lumpuh. Tidak jelas kelumpuhan semacam apa yang Mang Mami derita tapi yang jelas penyakitnya ini menghentikan laju usahanya. Saat kesehatannya kembali pulih, Mang Mami kembali berjualan, tapi banting stir, tidak lagi berjualan mie bakso tapi bubur ayam, sampai saat ini.
Kalau memperhatikan bagaimana Mang Mami melayani pembelinya, saya bisa menangkap motivasi yang kuat dan semangat yang tetap menyala untuk tetap berusaha diatas kaki sendiri di usianya yang tak lagi muda ini. Tetap senyum dan penuh humor, itulah gaya Mang Mami melayani pembelinya yang datang satu demi satu. Demikian ia menjalani hidup dan kehidupan ini hari demi hari.
Bagi saya Mang Mami ini merupakan salah satu dari sekian banyak guru motivasi yang saya temukan dalam perjalanan menyusuri koridor demi koridor sisi hidup ini…
Sukabumi , 29 Desember 2012
Saya ge ieu nuju makan bubur kang.. ahhihihihihii.. tiris – tiris kieu mah memang mangstab makan bubur … hehehehheheeeeeeeeee
Mantabs… Sesami pecinta bubur ayam, bersatulah…hehehe
Salam,
tos seep dua mangkok abi mah kang………. heuheuheuheuheuheuheuheuheuuuuu
Dua mangkok? Jigana raos pisan bubur hayamna nya…
Salam,
abdi mah masak nyaeta kang ieu teh ^_^ maklum di rorompok nuju nyalira wae hehehe
Aduh, rajin pisan kang Gery teh geuning. Wilujeng masak atuh Kang…
Oh sumuhun, kunaon nyalira Kang? Hehehe…
Salam,
Bubur Ayam 🙂 , mau dunk Kang 😀
Salam kenal Kang
Boleh Kang. Kesini aja Kang, nanti saya traktir deh…hehehe
Salam kenal juga. Terimakasih kunjungannya ke blog sederhana saya ini.
Salam,
makan bubur sambil menyelami makna kehidupan, hehe
A ha, demikianlah Mas….
Terimaksih komennya….
Salam,
meskipun tua, tetapi tetap rapi..
itu yang saya salut.. 🙂
Betul. Mang Mami selalu rapi. Standar pakenannya itu celana jeans dan baju tangan pendek.
Salam,
hadeeuuh.. mampir kesini pas belum makan… jadi laperrr…
Salam kenal kang…
Waduh, jadi merasa bersalah nih saya…
Mampir kemari saja, saya traktir ya…
Salam kenal juga…
Suatu pembelajaran hidup dari kejadian laku dari orang-orang disekeliling kita merupakan soko guru kehidupan yg nyata dan sebagai contoh nasehat kebaikan bagi kita semua.
Sukses selalu
Salam Wisata
Sepakat Kang. Begitulah cara kita belajar dan berbagi, mungkin. Melalui kesederhanaannya, mereka adalah tauladan kebaikan bagi kita semua…
Salam,
inspiratif..good luck
Terima kasih Mas…
Salam,
Salam buat Mang Mami
Insya Allah salamnya saya sampaikan ke beliau…
Salam,
Bubur ayamnya menggodaaaaa…
Salut juga sama mereka yang tetap rajin bekerja meski sudah menua. Sedangkan yang muda2 banyak yang males2an.
Benar, salut yang tiada habisnya…
Salam,