Bersyukur Sabtu pagi ini kembali menghirup udara segar Sukabumi setelah beberapa minggu absen dari kota ini. Udara yang betul-betul terasa sejuk. Sekali tarikan nafas, rasanya paru-paru ini kembali mengembang sempurna. Hal yang menimbulkan harapan, semoga kesegaran seperti ini akan bertahan lama disini.
Kesegaran ini merangsang badan untuk digerakkan dengan lebih cepat. Lari pagi atau jalan kaki cepat seperti makanan bagi saya setiap hari Sabtu seandai di Sukabumi. Baiklah, menuju Lapangan Merdeka saja. Ada lapangan yang luas dan jalan yang dikhususkan untuk lari pagi atau jalan kaki cepat dengan bebas tanpa gangguan lalu-lintas.
Suasana Lapang Merdeka di Sabtu pagi memang lengang. Hanya beberapa orang saja yang sudah mulai berolah raga. Mari lari-lari atau sekedar jalan kaki cepat memutari lapangan…

Jangan harap suasana Lapang Merdeka lengang seperti ini di hari Minggu pagi. Minggu pagi bukan lagi tempat berolah-raga yang nyaman disana. Ramai dengan lautan manusia, hiruk-pikuk pasar kaget dan transaksi perdagangan murahlah yang meramaikannya.
Istirahat sejenak bila merasa olah-raga kita sudah usai. Ini saat-saat perut bernyanyi. Bolehlah dipenuhi keinginan sang perut ini dengan berbagai jajanan yang tersedia di bagian atas Lapang Merdeka. Ketupat tahu, bubur ayam atau geco (tauge goreng bumbu tauco) menanti disana.
Pagi ini saya memilih bandros saja. Semacam kue yang boleh dibilang khas Sukabumi. Terbuat dari terigu, berwarna kuning dan manis rasanya. Saya memilih bandros beserta segelas kopi susu.

Ada beberapa penjual kue bandros ini di Sukabumi. Masing-masing penjual mempunyai cita-rasa yang berbeda, walau bahan dasarnya tetap terbuat sama. Mereka ada yang berjualan dari pagi sampai siang ada juga yang dari sore sampai malam. Yang di Lapang Merdeka ini berjualan bandrosnya dari pagi sampai siang kira-kira jam 14.00-an.

Mari saya perkenalkan dengan Mang Ojo, penjual bandros di Lapang Merdeka. Penuh canda tawa dan nampak selalu bahagia, itulah ciri unik Mang Ojo. Sudah lima tahunan Mang Ojo berjualan bandros di Lapang Merdeka ini. Konon sebelum berprofesi sebagai penjual bandros Mang Ojo malang-melintang di Jabotabek sebagai kuli bangunan. Merasa sudah tua dan letih, Mang Ojo banting strir. Jadilah ia menjadi penjual bandros sampai saat ini.
Itulah pagi saya Sabtu ini di Sukabumi. Bagaimana dengan pagi anda semua?
Sukabumi, 8 Desember 2012
Kalau di tempatku namanya kue pancong.
Suka, tapi senengnya yang gurih, nggak dikasih gula pasir.
Met liburan ya Om..
Disini kue pancong ada juga. Yg warnanya putih, ditabur gula pasir. Sama sepertinya. Cuma pedagangnya gak menetap lokasinya seperti tukang bandros ini.
Met liburan juga ya…
Salam,
aih bandros! enak tuh buat nyarap 🙂
Iya mba, nikmat pisan…
Baru buka twitter nih saya, lagi di Depok ya? Met ultah saja untuk Umar ya mba, maaf tidak bisa hadir, lagi di sukabumi…
Salam,
iya gak papa 🙂 kirain di bekasi. ya doanya saja sudah cukup, kok ^_^ terima kasih aki 🙂
di tempatku pekalongan namanya bandos gak pake r hehe….sering dulu ke sukabumi bolak balek ampe bosan tp belum pernah keliling kotanya cuman bolak balek kerja ajah hehe
Di Pekalongan ada juga rupanya. Koq jadi hilang r nya ya?
Sering ke Sukabumi dulu? Kemana aja? Kapan-kapan kesini lagi, tp jangan urusan kerja ya…liburan aja gitu.
Salam,
kabita pisan eta bandros. Lapang merdeka enakeun pami longsong mah. Dinten minggu tah sok pinuh “D
Hayu atuh Kang iraha2 urang ngabandros sasarengan.
Leres pisan Kang enakeun Lapang Merdeka pami longsong kieu mah, asa ngemplong ningalina oge…
Salam,
Wah…enaknya menikmati pagi di Sukabumi… kemarin pagi saya malah sibuk bebersih kamar dan cuci pakaian 😛 met berakhir pekan ya bang 😉
Nah, berarti hari ini bisa full relaks dong ya. Kemana aja klo liburan begini? Ke toko buku juga?
Salam,
Wah, bang Titik bisa baca pikiran saya nih bang. Rencananya memang hari ini mau relaks, tapi ke toko buku sebentar siang ini 😀
Ada rencana pergi jugakah bang hari ini? Met berhari Minggu ya bang 😉