Beberapa minggu lalu sempat saya perhatikan pemugaran di Alun-alun Sukabumi pada bagian sisi sebelah kanan. Sepertinya beberapa pohon telah ditebang, membuat kerimbunan alun-alun menjadi berkurang dan membuat sisi kanan alun-alun menjadi lebih terbuka.
Saat itu saya perhatikan juga beberapa pekerja sedang membuat semacam meja dan tempat duduk terbuat dari tembok pada beberapa titik bagian tengah alun-alun sebelah kanan tersebut. Di sudut kanan bahkan telah terpasang deretan huruf yang masing-masing hurufnya ditutupi semacam kain putih. Saya sempat berpikir ketika memperhatikan deretan huruf tersebut, kira-kira akan berbunyi apa nanti bila kain penutup itu dilepaskan.
Deretan huruf-huruf yang tertutup tersebut menimbulkan rasa penasaran dan membuat saya memperhatikannya dengan teliti. Ah, saya bisa menebak juga apa yang dimaksud dengan deretan huruf-huruf tersebut.
Pasti anda juga, bila memperhatikan fotonya baik-baik.
***
Awal minggu ini saya melihat kain yang menutupi deretan huruf tersebut telah dilepas. Terlihatlah rangkaian huruf berwarna merah. Benar dugaan saya, rangkaian huruf itu berbunyi Taman Digital.
Kepenasaran pertama tentang deretan huruf-huruf terjawab sudah. Sekarang muncul kepenasaran lain, apakah dengan dilepasnya kain penutup huruf-huruf itu menandakan pembangunan taman digital telah selesai? Dengan kata lain, apakah taman ini sudah siap dengan fasilitas-fasilitasnya dan layak digunakan sesuai dengan nama yang disandangnya?
Mari kita lihat…
Pada jalan masuk alun-alun dari sebelah kanan, telah dipasang semacam identitas yang dominan berwarna merah. Tertulis keterangan wifi.id corner dengan menjanjikan kecepatan akses hingga 100 Mbps. Koneksi wifi ini di support oleh tiga operator seluler.
Sedangkan pada bagian tengah alun-alun sebelah kanan telah dibangun beberapa meja permanen terbuat dari tembok dengan bangku yang disusun berhadapan dan tampaknya sudah siap untuk digunakan.
Keseluruhan meja yang berjumlah empat buah ini disusun dengan rapi dengan mempertimbangkan aspek jarak antara satu meja dengan meja lainnya yang cukup jauh.
Pembuatan meja dan bangku permanen ini sepertinya mengorbankan pohon-pohon yang tumbuh di area alun-alun sebelah kanan. Entah berapa pohon yang telah ditebang namun pastinya hal ini akan berdampak pada udara yang akan terasa panas saat siang hari, berbeda dengan suasana alun-alun sebelumnya seperti yang saya sampaikan pada tulisan Wajah Baru Alun-Alun Sukabumi.
Dengan memperhatikan lingkup area Taman Digital saat ini dan kalaupun misalnya koneksi wifi sudah dapat dilakukan, saya masih menganggap taman ini belum benar-benar nyaman untuk digunakan sebagai area internetan di ruang terbuka. Alasan saya sederhana saja, perhatikan area meja dan bangku permanen yang sudah disiapkan. Bukankah area tersebut memerlukan atap?
Tanpa atap menutupi area meja dan bangku permanen itu rasanya internetan di Taman Digital ini hanya nyaman dilakukan pada pagi hari dan sore hari – saat sinar matahari tidak menyengat – juga mungkin malam hari, itupun dengan catatan bila tidak gerimis atau hujan.
***
Sampai tulisan ini diposting, saya belum mendapatkan informasi apakah pembangunan Taman Digital ini sudah selesai atau masih akan berlanjut. Pengamatan saya pada awal minggu ini tak terlihat lagi aktivitas pekerja-pekerja di taman ini, seperti yang saya lihat beberapa minggu lalu saat sedang dilakukan pembenahan jalan masuk taman dan pembuatan meja dan bangku permanen.
Sementara saya menyimpulkan, masih diperlukan beberapa penyempurnaan lagi sebelum taman ini dapat memberikan kenyamanan bagi para pengguna internet dan menjadikannya kian layak menyandang nama sebagai Taman Digital dan tentunya juga menjadi salah satu taman kebanggaan Kota Sukabumi.
Sukabumi, 12 Februari 2017
Catatan Tambahan
Kepenasaran saya melihat kondisi Taman Digital Sukabumi seperti saya tuliskan diatas, saya utarakan melalui jejaring twitter kepada @achfahmi_smi – akun twitter Bapak Achmad Fahmi, Wakil Walikota Sukabumi saat ini – dan kepada @SukabumiToday akun twitter Sukabumi Today.
Ternyata benar, bahwa Taman Digital Sukabumi masih akan dilanjutkan pembangunannya. Kondisi taman saat ini adalah hasil dari proses pembangunan tahap pertama, sedangkan tahap selanjutnya memasuki tahap penyempurnaan akan dilanjutkan pada tahun ini juga. Demikian penjelasan singkat dari Bapak Achmad Fahmi.
Terima kasih.
Update
Kini tidak ada lagi nama Taman Digital, karena namanya sudah diganti menjadi Alun-alun Digital. Perubahan nama ini berasal dari berbagai masukan dari tokoh-tokoh masyarakat Sukabumi dengan mengingat tempat ini lebih dikenal sebagai Alun-alun dan karena istilah Alun-alun mengandung makna historis ketimbang sebutan Taman.
Demikian.

keren..semua bakal cyber city
Insya Allah, menuju cyber city…
Salam,
Semoga pembangunan taman digitalnya segera selesai dan salah satu ruang terbuka dengan fasilitas internet yg bisa dimanfaatkan. Semoga untuk kebaikan tentunya.
Betul Mbak, semoga apa yang dibangun ini membawa maslahat dan untuk kebaikan semua fihak.
Salam,
Ini tamannya lumayan banget buat nyantai atau kumpul sama temen-temen. Ditambah lagi kalo ada cemilannya hahaha *teuteup
Wah betul sekali, bakal asik nyantai sama teman, bawa cemilan lagi…dijamin mantap ya Mas.
Salam,
semoga taman ini terawat ya, tidak rusak oleh tangan2 jahil, cakep tamannya
Semoga Mbak,
kedepannya semoga hasil dari tahap penyempurnaan taman ini akan kian cantik dan kian layak untuk internetan dgn nyaman,
Salam,
Keren banget namanya. Taman Digital. Bisa nyaman dan santai leyeh-leyeh atau berkreativitas bareng teman d sini.
Memang Mbak saat ini sudah nyaman untuk santai, ngobrol-ngobrol bareng teman dan berkreasi disini, namun masih ada sedikit kekurangan seperti saya tuliskan diatas.
Saya masih menanti bagaimana hasil proses penyempurnaan nanti. Semoga lebih baik.
Salam,
Assalaamu’alaikum wr.wb, mas Titik Asa…
Saya setuju dengan kebimbangan mas Titik bahawa mejanya harus beratap dan sepatutnya tidak dilewatkan pembinaannya. Kenapa tidak dibina terus bersama binaan meja dan kerusi tersebut. Biar penggunanya selesa dan betah berada di taman tersebut. Masjidnya tampak dekat dan tentu seneng terus ke masjid untuk bersolat jemaah.
Salam sejahtera dari Sarikei, Sarawak.
Wa’alaikum salam wr.wb. Mbak Fatimah apa kabar?
Betul Mbak harus dipasang atap diatas mejanya. Semoga dalam tahap penyempurnaan akan bertambah baik penataannya.
Nah itu yang benar Mbak, setelah internetan ketika waktu shalat tiba, kita bisa bersegera ke masjid yang memang dekat sekali jaraknya.
Salam persahabatan selalu,
Sayang ya kalau mengorbankan pohon, tapi mungkin ada pertimbangan lain. Ide atap juga oke, karena aku sendiri memang kurang nyaman kalau bersantai di taman yang terik. Semoga ke depannya akan semakin bagus, ya 🙂
Sekarang memang terasa lebih panas disini sejak beberapa pohon banyak ditebang. Tetap saya menantikan penyempurnaan pada tahan pembangunan selanjutnya. Semoga akan lebih baik nanti penataannya.
Salam,
Wah keren ya tamannnya bisa dijadikan taman digital yang semua pengunjung bisa menikmati meskipun terbuka tapi kenapa ya kok harus mengorbankan pohon. Semoga kekurangan berikutnya bisa diperbaiki menjadi lebih baik.
Tentang beberapa pohon yang ditebang memang agak saya sesalkan juga. Tapi semoga saja beberapa kekurangan ini akan ada perbaikan pada tahap pembangunan berikutnya.
Salam,
Mudah-mudahan kalau ke Sukabumi saya akan mampir ke Taman ini.. keren
Semoga ada waktu nanti untuk berkunjung ke Sukabumi. Semoga juga saat nanti berkunjung ke taman ini kondisinya sudah lebih baik lagi.
Salam,
Nah ini yang aku nggak paham. Kenapa Jogja sebagai kota pariwisata + kota pelajar tidak punya ruang publik terbuka hijau yang bebas akses internet.