Barangkali tidak perlu lagi disampaikan pertambahan kasus COVID-19 dari hari ke hari dengan laju peningkatannya yang kian mengkhawatirkan. Barangkali kini perhatian harus lebih diarahkan kepada melihat upaya-upaya apa yang telah dan sedang dilakukan pemerintah, baik pusat maupun daerah, dalam pencegahan penyebaran COVID-19.
Bila melihat upaya apa yang dilakukan, saya melihat ada dua kelompok upaya yaitu upaya dalam bentuk himbauan-himbauan dan upaya dalam bentuk tindakan nyata. Dengan melihat urgensi masalah yang dihadapi, kini tak cukup hanya himbauan namun perlu dibarengi pula dengan tindakan nyata yang dilakukan.
Melalui tulisan ini, saya sajikan bentuk-bentuk himbauan dan tindakan nyata dalam skala kecil yaitu apa yang dilakukan oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Sukabumi dalam upaya pencegahan penyebaran COVID-19 sesuai dengan apa yang saya lihat dan apa yang saya dapatkan informasinya.
***
Salah satu tempat yang digunakan oleh warga kota Sukabumi untuk berolahraga bersama adalah Lapang Merdeka. Setiap hari Minggu Lapang Merdeka akan dipenuhi oleh warga kota baik yang akan mengikuti senam pagi bersama, maupun yang berjalan kaki atau lari berkeliling lapangan. Hari Minggu boleh dibilang hari puncak keramaian di Lapang Merdeka. Selain itu, upacara-upacara penting yang menyangkut agenda pemerintah, seperti perayaan hari-hari besar, selalu dilakukan disini.
Sabtu pagi ini, saya berjalan kaki pagi mengelilingi Lapang Merdeka. Suasana tak seramai hari Sabtu biasanya. Hal yang saya pahami, mengingat situasi yang berkembang dimana warga dianjurkan untuk tetap tinggal di rumah.

Aktivitas olahraga diperlukan sebagai upaya untuk menjaga diri agar terhindar dari virus corona. Tapi kini disertai catatan, olahraga di tempat umum seperti di Lapang Merdeka harus dilakukan dengan hati-hati. Hati-hati untuk tetap menjaga jarak dan menghindari kontak fisik.
Bila mengacu pada Rambu-rambu Social Distancing yang dikeluarkan oleh Humas Jawa Barat, melalui akun IG @humas_jabar, barangkali kegiatan olahraga di lapang terbuka dapat disejajarkan dengan “bermain di taman”, yang termasuk kelompok yang menuntut kita untuk berhati-hati ketika melakukan aktivitas tersebut.

Himbauan-himbauan
Saat jalan kaki mengelilingi Lapang Merdeka, saya melihat baliho dengan ukuran besar berdiri di salah satu sudut.
Baliho yang pada bagian atasnya bergambar Wali Kota dan Wakil Wali Kota ini berisi seruan kepada warga Sukabumi dan kepada siapa saja yang melakukan aktivitas di Lapang Merdeka untuk tetap melakukan pencegahan dan tetap waspada terhadap penyebaran virus corona.

Baliho tersebut bertuliskan “Jangan Panik! Tetap Waspada”, dilanjutkan dengan kalimat “Jaga diri dan keluarga anda dari virus corona dengan GERMAS (Gerakan Masyarakat Hidup Sehat)” disertai dengan petunjuk praktis yang menjelaskan cara pelaksanaannya yaitu:
- Cuci tangan pakai sabun, di air yang mengalir, sesering mungkin.
- Rajin olahraga dan istirahat yang cukup.
- Gunakan masker bila batuk atau tutup mulut dengan lengan atas bagian dalam.
- Kurangi sementara kontak antara tangan dan wajah. Salam dengan mengatupkan tangan di dada.
Seruan yang senada dengan baliho yang terdapat di Lapang Merdeka tersebut, saya temukan juga di lokasi lain namun dalam bentuk spanduk, diantaranya seperti yang dipasang pada pagar depan Masjid Agung Kota Sukabumi dan pada instansi-instansi lain, baik instansi pemerintah maupun instansi swasta.
Walaupun himbauan-himbauan telah dikomunikasikan kepada masyarakat luas, tapi mengingat urgensi permasalahan yang kian meningkat sehingga kini diperlukan upaya dan tindakan nyata yang dilakukan.
Saya melihat sedikitnya ada dua tindakan nyata yang dilakukan oleh Pemkot Sukabumi yaitu penyediaan sarana cuci tangan umum dan penyemprotan disinfektan pada berbagai lokasi.
Penyediaan Sarana Cuci Tangan Umum
Salah satu upaya pencegahan yang tertulis pada baliho dan spanduk adalah cuci tangan sesering mungkin dengan memakai sabun pada air yang mengalir. Aktivitas cuci tangan dengan air yang mengalir dapat mudah dilakukan dengan menggunakan wastafel dan dilengkapi keran air. Hal ini terakomodir dengan disediakannya wastafel portabel.
Menurut Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi – selanjutnya saya panggil beliau dengan Kang Fahmi – sesuai dengan yang disampaikan pada akun IG-nya @achmadfahmi.smi, sebagai tahap awal wastafel portabel ditempatkan di Lapang Merdeka, Alun-alun, Jln A. Yani dan Balaikota Sukabumi.
Penyediaan wastafel portabel ini ditujukan untuk memberikan kemudahan kepada warga masyarakat yang ingin melakukan cuci tangan dengan benar sesuai petunjuk.
Di Lapang Merdeka, tepatnya di depan Gelanggang Olahraga (GOR) Merdeka, saya menemukan wastafel portabel. Wastafel ini dilengkapi tempat menampung air dan tempat sabun cair, yang di tempatkan pada bangunan sederhana terbuat dari rangka besi.
Wastafel ini dilengkapi infografis petunjuk 5 Langkah Cuci Tangan pakai Sabun yang Benar. Disisi kiri dan kanan ditempelkan infografis Rambu-rambu Social Distancing dan aktivitas GERMAS yang lengkap meliputi 10 aktivitas.
Ini wastafel portabel yang terdapat di depan GOR Merdeka,
Infografis 5 Langkah Cuci Tangan Pakai Sabun yang Benar ditempelkan pada tempat penampungan air menghadap ke depan sehingga memudahkan dibaca oleh orang yang akan dan sedang mencuci tangan. Sedangkan infografis Rambu-rambu Social Distancing dan aktivitas GERMAS di tempelkan pada kedua sisi wastafel portabel seperti terlihat pada foto dibawah ini,
Selain di Lapang Merdeka, wastafel portabel saya temukan juga di Jln. A. Yani, tepatnya di sudut pertemuan Jln. A. Yani dengan Jln. Ciwangi.
Saya sempat memperhatikan bagaimana wastafel portabel di Jln. A. Yani ini telah digunakan oleh bapak-bapak disana. Salah seorang malah berseloroh, “sudah umur setua ini, baru tahu ternyata cuci tangan yang benar itu ada aturannya ya...”, sambil menatap infografis 5 langkah cuci tangan dihadapannya.
Seperti disebutkan diatas, penyediaan wastafel portabel ini baru tahap awal. Kedepan akan menyusul penyediaan wastafel portabel yang akan ditempatkan pada lokasi lainnya.
Menurut saya, dua hal utama yang harus diperhatikan dari setiap wastafel portabel yaitu menyangkut ketersediaan air dan ketersediaan sabun cair. Tentunya jangan sampai salah satu atau keduanya tidak tersedia ketika warga akan melakukan cuci tangan. Untuk memastikan hal ini tidak terjadi, perlu disiapkan jadwal dan metode pemeriksaan wastafel portabel yang dipatuhi dan konsisten dijalankan.
Penyemprotan Disinfektan
Aktivitas penyemprotan disinfektan telah dilakukan oleh Pemkot Sukabumi bersama relawan dari beberapa komunitas. Aktivitas penyemprotan menyasar tempat-tempat keramaian seperti misalnya di kawasan seputar pasar dan sepanjang Jln. A. Yani.
Penyemprotan akan terus dilakukan, seperti yang disampaikan Kang Fahmi pada akun IG-nya, “ Tentunya ini ikhtiar yang akan terus dilakukan untuk memutus mata rantai penyebaran virus.”
Namun memutus mata rantai penyebaran virus tidak akan berjalan optimal tanpa dukungan dari warga masyarakat, hal ini diakui oleh Kang Fahmi, “Langkah ini tidak akan berjalan maksimal tanpa didukung penuh oleh warga yaitu dengan cara tetap di rumah.”
Foto-foto di bawah ini memperlihatkan sebagian aktivitas penyemprotan disinfektan yang telah dilaksanakan pada beberapa lokasi. Foto-foto saya ambil dari akun IG Kang Fahmi. Klik foto untuk memperbesar tampilan foto.
***
Apa yang saya sampaikan dalam tulisan ini hanyalah sebagian aktivitas yang dilaksanakan oleh Pemkot Sukabumi dalam rangka pencegahan penyebaran COVID-19. Perlu diingat bahwa aktivitas-aktivitas yang dijalankan oleh Pemkot tidak akan membuahkan hasil yang optimal tanpa dukungan dari warga masyarakat.
Kini saatnya saling bergandeng tangan, bersama-sama kita berupaya melakukan pencegahan penyebaran COVID-19.
Bersama, kita bisa!
Sukabumi, 29 Maret 2020
Kita Bisa Melewati Aral Ini. Kuncinya adalah bergerak bersama tanpa mengesampingkan prosedur yang dianjurkan. Hanya sayang, ditengah kekhawatiran dan usaha penanganan, ada saja oknum-oknum yang sengaja memancing diair yang keruh.. Sial Memang..
Semoga demikian Mas. Bergerak bersama, bersinergi.
Ah ya itu tak dapat dipungkiri kalau ada oknum-oknum yang demikian.
Terima kasih komentarnya.
Salam.
Semoga tulisan gerakan yang dilakukan oleh pemkot Sukabumi ini jadi percontohan semua kota di Indonesia dan meningkatkan kesadaran warga untuk ikut berperan serta memutus mata rantai penyebaran epidemi covid-19.
Dikotaku juga begitu, mas.
Masih cukup banyak terlihat berjalan-jalan beberapa orang sekaligus dalam satu kelompok …
Saya mau negur juga tidak berani, takut salah.
Ya semoga saja hari berikutnya aparat menindak tegas jika melihat ada kerumunan banyak orang untuk segera dibubarkan.
Setiap kota sepertinya bergerak seirama dalam rangka pencegahan penyebaran virus ini, seperti yang juga terjadi di kota tempat Mas tinggal.
Tiap malam kini ada patroli yang akan menegur dan membubarkan orang-orang yang kumpul berkelompok. Jadi gak heran bila jam 10 malam kini sudah sepi banget. Saya kira hal yang sama terjadi juga disana ya Mas.
Terima kasih komentarnya Mas.
Salam,
Ada hal positif dari virus ini ya
Orang semakin sadar akan bergaya hidup sehat, rajin cuci tangan.
Ditempat saya, hampir didepan rumah ada embar sebagai sarana untuk cuci tangan sebelum masuk rumah.
Betul Mas, sepakat dengan pendapat Mas kalau kini masyarakat semakin sadar dengan gaya hidup sehat dan rajin cuci tangan.
Hebat banget Mas di tempatnya ada ember untuk cuci tangan di hampir setiap rumah. Patut ditiru nih.
Salam,
Nice post Sis 🙂
Terima kasih Mas.
Salam.
Jujur saya sejak akhir Maret lalu sudah berhenti liat kabarnya virus corona ini, saya juga jarang nonton TV sih, biasanya lihat di website-website berita.
Syukurnya sih saya dan anak-anak nggak pernah keluar rumah, bahkan keluar pagar aja enggak hahahaha.
Agak parno juga sih saya dengan virus yang entah kapan pergi ini 🙂
Memang Mbak semakin kesini kabar tentang corona semakin menyeramkan. Angka pertambahan hariannya semakin meningkat saja…
Bagus deh Mbak mending tetap di rumah saja.
Sehat selalu Mbak bersama keluarga ya.
Salam,
masha allah keren pemkot sukabumi, semoga semua warganya sehat dan angka positif covid menurun, adakah sosialisasi juga pak tentang pengurusan jenazah positif covid19i saya baca dibeberapa daerah di İndonesia banyak aksi penolakan, semoga warga sukabumi tdk seperti itu ya pak, krn ada sosialisasi seperti ini , semoga warga sukabumi lebih paham
Iya Mbak isu terbaru memang adanya penolakan dalam hal penguburan jenazah positif corona.
Sosialisasi umum tentang corona di tempat saya tinggal dilakukan di masjid dengan melibatkan pihak kecamatan, kelurahan dan dinas kesehatan. Diantaranya ada disinggung masalah penguburan jenazah positif corona tsb.
Salam,
di satu sisi, pandemi ini membuat orang lebih sadar tentang kebersihan dan kesehatan.. semoga pandemi ini segera berlalu..