Abah Ahmad: Pedagang Bubur Ayam Tertua di Sukabumi

Kemarin pagi, Selasa 11 Juni 2019, seusai jalan kaki pagi saya mampir ke tempat pedagang bubur ayam yang berada di Jl. A. Yani tak jauh dari Jl. Ciwangi, Sukabumi.

Pedagang bubur ayam ini melabel gerobaknya dengan nama Bubur Ayam Abah.

Bubur Ayam Abah – Menanti pelanggan datang
Gerobak Bubur Ayam Abah

Abah Ahmad, akrab dipanggil Abah, sang pedagang Bubur Ayam Abah, telah puluhan tahun berdagang bubur ayam pada lokasi tersebut. Racikan bubur ayamnya yang khas ditambah pepes jeroan ayam dan irisan keroket menjadikan bubur ayam Abah ini sebagai salah satu favorit sarapan pagi saya seusai jalan kaki.

Ini pertama kali saya kembali mampir di Bubur Ayam Abah setelah Lebaran. Sebelum memesan bubur ayam dan percakapan kemana-mana, terlebih dahulu saya bersalaman dengan Abah dan menyampaikan permohonan maaf lahir dan batin. Kemudian satu porsi bubur ayam saya pesan, lengkap dengan tambahan pepes jeroan dan irisan keroket.

Ah, betapa nikmatnya menyantap bubur ayam yang gurih dan hangat di pagi yang sejuk dan masih segar ini…

Usai menyantap bubur ayam, sambil menikmati segelas air teh panas, terjadilah obrolan dengan Abah. Walaupun topik obrolan kemana-mana, tapi saya fokus kepada 2 hal yang menjadi kepenasaran saya.

Fokus pertama, saya penasaran berapa usia Abah saat ini?

Ketika ditanya hal ini, Abah menjawab bahwa kini usianya 83 tahun.

Bagaimana saya bisa memverifikasi kebenaran usia Abah tersebut? Masa saya harus meminta Abah untuk menunjukkan KTP? Sepertinya tidak elok untuk melakukan hal tersebut. Akhirnya saya melipir melalui pertanyaan lain, ini jawaban Abah,

Dulu kata almarhumah emak, beberapa saat setelah Abah dilahirkan, Ratu Wilhelmina menikah...”. Nah, akhirnya saya mendapat clue.

Saya googling, Ratu Wilhelmina menikah pada tahun 1901. Ah, tidak mungkin Abah dilahirkan pada tahun 1901. Saya telusuri kembali, ternyata putrinya Ratu Wilhelmina yang bernama Juliana Loiuse Marie Wilhelmina van Oranje-Nassau (kelak pada tahun 1947 – 1948 naik takhta menjadi Ratu menggantikan ibunya, Ratu Wilhelmina) menikah dengan Bernhard dari Lippe Biesterfeld, seorang bangsawan dari Jerman, pada 7 Januari 1937.

Berarti, Abah dilahirkan sebelum 7 Januari 1937. Jadi benarlah bahwa usia Abah 82+ tahun atau mendekati 83 tahun.

Abah Ahmad, pedagang Bubur Ayam Abah, berusia 83 tahun.

Fokus kedua, apa rahasia Abah tetap sehat sampai usia 83 tahun?

Abah mengaku pernah satu kali sakit keras seumur hidupnya, sakit radang usus. Namun untuk tetap sehat, Abah punya satu rahasia, sambil bercanda Abah bilang,

Rajin berolah raga!”.

Jawaban singkat ini tidak memuaskan saya. Saya bertanya lebih lanjut,

Apa olah raganya, Bah?

Setelah shalat Subuh Abah berolah raga dengan mendorong gerobak bubur ayam dari Gang H. Juwaeni, tempat tinggal Abah, sampai kesini. Setelah usai berjualan, mendorong kembali ke Gang H. Juwaeni…”.

Bila saya ukur jarak dari Gang H. Juwaeni sampai lokasi berjualan bubur ayam sekitar 1,1 km, berdasarkan Google Maps.

Rute dan jarak Abah mendorong gerobak bubur ayam

Jadi sudah 43 tahun – Abah berjualan bubur ayam sejak usia 40 tahun – Abah melakukan olah raga melalui mendorong gerobak bubur ayam secara rutin dan konsisten. Logis bila Abah tetap sehat.

Dan, tentunya berdoa. Minta pada Yang Maha Kuasa agar diberikan kesehatan…”, demikian Abah menambahkan.

Lebih detil tentang kisah perjuangan Abah dan racikan bubur ayamnya yang khas, saya telah menuliskannya dalam artikel berjudul “Bubur Ayam Abah: Kisah Perjuangan Hidup” yang telah saya posting pada 6 Desember 2014.

Saya baru tersadar melihat tanggal postingnya, berarti saya memposting artikel itu 5 tahun lalu!

Bila berminat membaca “Bubur Ayam Abah: Kisah Perjuangan Hidup”, sila klik disini.

***

Melihat fakta usia diatas, saya berkesimpulan bahwa Abah Ahmad merupakan pedagang bubur ayam tertua di Sukabumi yang saya temukan. Dan hebatnya, Abah tetap aktif berjualan dan melayani pelanggannya dengan baik dan ramah hingga saat ini.

Terakhir, semoga Abah Ahmad tetap diberikan kesehatan, usia yang panjang dan barokah dalam hidup dan kehidupannya.

Sukabumi, 12 Juni 2019

Iklan

11 respons untuk ‘Abah Ahmad: Pedagang Bubur Ayam Tertua di Sukabumi

Add yours

  1. amin allahumma amin ya kang semoga si abah sehat dan kuat terus. selama ini saya makan bulur ayam sukabumi yang di Jakarta aja. mudah-mudahan suatu hari bisa nyicipin bubur ayam sukabumi aslinya ini… 👌🏻👍🏻

  2. Abah orang yang sederhana. Berpikir tentang olahraga pun sederhana, bekerja sekaligus olah raga.

    Apa kabar pak Titik Asa? Semoga sehat2 selalu. Dah lama saya tidak berkunjung di blog Bapak. Maklum, mood menulis naik turun.

    1. Abah memang demikian sederhana, Mas. Itu yang membuat saya kagum, selain juga dengan tetap bekerja mengais rezeki diusianya yang tidak muda ini.

      Alhamdulillah, baik Mas. Tentang menulis di blog, sama demikan juga yang saya rasakan belakangan ini.

      Salam,

Sila tinggalkan komentar sahabat disini...

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

Buat situs web atau blog di WordPress.com

Atas ↑

%d blogger menyukai ini: