Kamis, 29 Maret 2018, beberapa ruas jalan di kota Sukabumi diramaikan oleh arak-arakan rangkaian seni gerak dan tari juga bunyi-bunyian dari berbagai kontingen yang turut memeriahkan satu agenda acara budaya yang diberi nama Helaran Seni Budaya Jawa Barat.
Dimulai dari sekitar jam 08.30 pagi, arak-arakan bergerak dari titik awal di Lapang Merdeka Sukabumi – Jalan Perintis Kemerdekaan – Jalan RE Martadinata – Jalan Siliwangi – Jalan R. Syamsudin SH dan berakhir di depan Gedung Balai Kota Sukabumi.
Bagi saya pergelaran performing arts ini bagaikan magnet yang sangat kuat yang menarik saya untuk datang menghadirinya. Tak salah bila saya sudah berada di area Lapang Merdeka sebelum arak-arakan ini bergerak menyusuri rute jalan-jalan yang telah ditetapkan.
***
Helaran (bahasa Sunda) bermakna seni pertunjukkan dalam bentuk arak-arakan, parade, karnaval atau pawai di jalanan. Pada saat helaran ini ditampilkan kreasi seni gerak dan tari dari berbagai daerah juga diramaikan oleh bunyi-bunyian berbagai alat musik sebagai pengiringnya.
Helaran yang pelaksanaannya diselenggarakan oleh Dinas Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Sukabumi ini dilangsungkan dalam rangka Hari Ulang Tahun Kota Sukabumi ke-104 yang jatuh pada tanggal 1 April nanti. Selain dimeriahkan oleh kontingen yang berasal dari 7 kecamatan yang berada dalam wilayah Kota Sukabumi, juga dimeriahkan oleh 15 kontingen dari kota/kabupaten se-Jawa Barat.
Informasi mengenai helaran ini sudah disebar melalui jalur sosial media sejak minggu lalu. Bahkan di salah satu sudut Lapang Merdeka telah pula dipasang baliho yang cukup besar dengan informasi yang cukup jelas tentang pelaksanaan helaran ini.
Keramaian di Lapang Merdeka meningkat mulai sekitar jam 07.30-an pagi. Satu demi satu kontingen peserta helaran telah memasuki area lapangan. Mereka berbaris berjajar di belakang plang bertuliskan asal daerah kontingen yang dipegang oleh pelajar berbaju pramuka.
Berbagai kreasi yang menarik baik dalam bentuk pakaian, kostum dan alat-alat musik tradisional dapat dilihat dari kontingen-kontingen yang sedang mempersiapkan diri.
Sekitar jam 08.30, setelah diawali dengan sambutan dan pelepasan oleh Wakil Walikota Sukabumi, satu demi satu kontingen mulai bergerak. Perjalanan kontingen mulai dari keluar dari mulut Lapang Merdeka, kemudian belok kiri bergerak di Jalan Perintis Kemerdekaan.
Di kiri kanan jalan, anggota masyarakat telah berjejer memperhatikan keindahan yang disajikan oleh setiap kontingen. Saya yang jarang sekali menghadiri acara bertema budaya tradisional merasa cukup terpesona dengan apa yang kontingen-kontingen ini sajikan. Kreasi-kreasi seni yang disajikan menggambarkan kekayaan seni yang menjadi ciri khas setiap daerah menunjukkan betapa kayanya khazanah budaya yang dimiliki.
Saya merasakan adanya semangat yang tinggi dari anggota-anggota setiap kontingen yang meramaikan acara helaran ini. Energi semangat yang mereka pancarkan terlihat dari seni gerak yang mereka tampilkan selama bergerak menyusuri jalan.
Setidaknya dengan memperhatikan seni gerak dari kontingen ini terlihat semangat mereka dalam memeriahkan helaran ini.
Yang namanya kreasi seni itu bisa sangat unik, hal yang saya simpulkan saat memperhatikan dua kontingen ini. Satu kontingen menyertakan sapu ijuk sebagai instrumen seni geraknya, sedangkan kontingen lainnya menggunakan akar-akaran dan dedaunan sebagai kostumnya.
Perhatikan pada foto dibawah ini apa yang saya maksudkan diatas.
Gadis-gadis cantik dimanapun, termasuk dalam helaran ini, selalu menyedot perhatian. Apalagi bila mereka mengenakan busana tradisional, terpancar kecantikan mereka yang alami, yang khas dan unik.
Gadis-gadis yang cantik dan gemulai dalam balutan busana tradisional seperti terlihat dari kontingen-kontingen dibawah ini.
Namun tak hanya gadis-gadis, apa yang disajikan oleh akang-akang ini cukup menarik juga untuk diperhatikan. Misalnya kontingen yang beranggotakan akang-akang berbusana tradisional yang membawa alat musik tradisional seperti angklung, dogdog lojor dan kendang yang dalam sepanjang perjalanan memainkan alat musik ini dengan harmonis. Juga akang-akang dengan atraksi barongsai dari kelompok Gie Say yang bermarkas di vihara Widhi Sakti Sukabumi.

Ada satu kreasi yang membuat saya sangat kagum namun juga sekaligus ngeri saat memperhatikannya, yaitu egrang dari Kabupaten Karawang.
Lima orang akang ini menaiki egrang yang sangat tinggi. Kalau biasanya naik egrang dengan tangan berpegangan pada ujung-ujung bambu egrangnya, disini saya lihat kedua tangan bebas tanpa memegang apapun. Keseimbangan berjalan benar-benar bertumpu kepada egrang yang sangat tinggi tersebut.
Saya berdecak kagum memperhatikan akang-akang ini berjalan dengan rileks. Yang ada dalam pikiran saya, berapa lama mereka berlatih hingga mahir berjalan dengan egrang.
Tapi ada perasaan ngeri juga, bagaimana kalau mereka hilang keseimbangan dan terjatuh? Namun mengingat mereka sudah terlatih, sepertinya kecil kemungkinan hal tersebut terjadi.
Kontingen-kontingen lainnya yang menampilkan kreasi-kreasi yang unik dan memeriahkan helaran kali ini dapat disimak lewat foto-foto yang saya tampilkan dalam galeri foto di akhir tulisan ini.
***
Pergelaran seni budaya Jawa Barat dalam bentuk helaran ini benar-benar meriah dan sangat menarik untuk disimak. Selain dilaksanakan dalam rangka menyambut Hari Ulang Tahun Kota Sukabumi ke-104 juga mengingatkan kembali kepada khalayak bahwa seni budaya tradisional yang khas dan unik tetap hidup di masyarakat dan juga menjadi ajang promosi pariwisata baik bagi Sukabumi maupun daerah-daerah lain di Jawa Barat.
Namun terbersit pertanyaan di benak saya saat meninggalkan helaran ini, kenapa pergelaran seni budaya ini dilaksanakan pada hari kerja?
Saya berpikir, seandainya helaran ini dilaksanakan pada hari libur akhir pekan, pasti akan menyedot pengunjung – baik dari anggota masyarakat Sukabumi maupun dari luar Sukabumi – yang lebih banyak lagi sehingga gaung promosi pariwisata tentunya akan lebih bergema lagi.
Sukabumi, 31 Maret 2018
Catatan:
Helaran Seni Budaya Jawa Barat ini dimeriahkan oleh 7 kontingen kecamatan se-Kota Sukabumi dan 15 kontingen kota/kabupaten se-Jawa Barat, dengan rincian sebagai berikut.
- 7 Kontingen kecamatan se-Kota Sukabumi, terdiri dari: 1. Kecamatan Baros, 2. Kecamatan Lembursitu, 3. Kecamatan Cibeureum, 4. Kecamatan Citamiang, 5. Kecamatan Cikole, 6. Kecamatan Warudoyong dan 7. Kecamatan Gunung Puyuh.
- 15 kontingen kota/kabupaten se-Jawa Barat, terdiri dari: 1. Kabupaten Ciamis, 2. Kabupaten Sukabumi, 3. Kabupaten Bandung Barat, 4. Kota Cimahi, 5. Kabupaten Karawang, 6. Kabupaten Subang, 7. Kabupaten Tasikmalaya, 8. Kota Bogor, 9. Kabupaten Sumedang, 10. Kabupaten Bekasi, 11. Kabupaten Bogor, 12. Kota Bekasi, 13. Kota Bandung, 14. Kabupaten Garut dan 15. Kabupaten Indramayu.
Sumber: Disporapar Kota Sukabumi.
Galeri Foto – klik foto untuk memperbesar tampilan.
Program-program gelaran seni seperti ini tentunya sangat bermanfaat dalam mempertahankan dan mengembangkan seni daerah ya pak. Selain itu tentunya juga menarik minat masyarakat untuk menonton. Banyak efek menguntungkan yang akan menyertainya seperti menghidupkan ekonomi lokal
Sepakat dengan apa yg Mbak Evi sampaikan diatas.
Bagi saya pribadi yang jarang mengikuti pergelaran budaya, acara helaran ini benar-benar sangat menarik untuk disimak dan semoga saja membawa dampak positif bagi pariwisata dan peningkatan ekonomi lokal.
Salam,
Keren Pak…, baik artikel, dokumentasi, maupun helarannya sendiri
Hatur nuhun Kang…
Helaran ini memang keren dan sangan menarik untuk disimak. Dan baru kali ini saya menghadiri helaran yang rupanya telah beberapa kali digelar dalam menyambut HUT kota Sukabumi.
Salam,
Ngeri yang pake egrang, tapi keren ga jatuh…
Iya Mas saya juga merasa ngeri melihat akang-akang ber-egrang itu. Saya deg-degan, eh akang-akang itu malah rileks aja senyum-senyum…
Salam,
Assalaamu’alaikum wr.wb mas Titik Asa….
Helaran-helaran yang dipertunjukkan itu amat menarik, unit dan menakjubkan ya. Sudah pasti acara begini bisa menarik ramai pelancong untuk datang melihat dan meraikannya dengan meriah. Lebih indah dipandang adalah kepelbagaian warna pakaian, kostum, rentak tari dan bunyi muzik yang mengiringi. Ia nampak unik dan mencerminkan bangsa serta kaum yang diwakili. Ini menambah seri acara yang dijalankan. Iya benar, eloknya acara seperti ini dijalankan waktu cuti biar ramai yang menonton.
Salam takzim dari Sarikei, Sarawak.
Wa’alaikum salam wr.wb…
Betul Mbak, helaran ini sangat menarik apalagi dengan menampilkan atraksi seni bukan hanya dari Sukabumi, namun juga dari kota/kabupaten di luar Sukabumi yang berada di provinsi Jawa Barat. Demikian beragam dengan keunikannya masing-masing.
Saya sendiri baru pertama ini menyaksikan helaran, padahal helaran ini telah beberapa kali digelar disetiap ulang tahun kota Sukabumi.
Salam persahabatan dari saya di Sukabumi.
Silakan mas Titik Asa ke blog saya untuk menerima Award TQ 1.000.000 dan Award Persahabatan di LMGS G2 sebagai tanda penghargaan dari saya sepanjang persahabatan maya kita selama ini. 🙂
https://webctfatimah.wordpress.com/2018/04/02/ct470-satu-juta-di-laman-menulis-gaya-sendiri-g2-april-2018/
Terima kasih Mbak atas award persahabatannya. Dengan senang hati saya akan memajang awardnya pada halaman Blog Award.
Semogalah persahabatan yang telah terjalin ini akan senantiasa terjaga dengan baik.
Salam persahabatan.
Terima kasih mas Titik sudah menerima award tersebut. Mudahan kebaikan selalu melingkungi kita atas manfaat kongsian tulisan yang dikongsikan.
Terima kasih kembali atas awardnya, Mbak.
Semogalah persahabatan kita melalui tulisan di blog saling memberikan manfaat.
Salam,
Meriah helaran seni budayanya ya, Kang.
Salut benar sama yang naik egrang, bagaimana caranya mereka bisa jalan santai dengan ketinggian seperti itu. Saya ngilu ngebayangin kalau gimana2. Tapi benar juga, mereka tentunya sudah mahir karena latihan.
Iya Mbak, helaran ini meriah. Saya baru pertama kali ini bisa menyaksikan langsung padahal helaran ini sudah beberapa kali digelar menyambut HUT kota Sukabumi.
Tentang yg naik egrang, betul Mbak serem melihatnya. Selain mereka terlatih saya juga berpikir hebat juga ketahanan fisik mereka mengingat jarak yg ditempuh prosesi karnaval itu cukup jauh juga belum lagi jalannya tidak selalu datar krn ada bbrp titik yg menanjak.
Salam,
Acaranya seruuu banget ya Kang..atraksinya asyik-asyik dan bagus ya kang..
Iya Mbak, seru pisan. Beragam atraksi unik dari berbagai daerah di Jawa Barat tampil di acara ini.
Betah banget saya menyimaknya…
Salam,
Gelaran seni seperti ini,selain menambah gaung pariwisata juga menghidupkan kegiatan ekonomi kecil dan menengah ya,Pak.
Betul sekali Mas. Memang erat kaitannya antara pariwisata dengan ekonomi lokal, moga tercapai apa yg diharapkan tersebut.
Salam,
Kita sama-sama berharap,Pak.
Semoga kegiatan semacam ini lebih banyak digelar ditempat lainnya di negeri ini.
Semoga Mas…
wah keren festival budayanya … meriah .. belum pernah saya kesampean melihat festival budaya seperti ini … kalau tahu ada festival seperti ini di Sukabumi .. saya jajakin kesana .. sekalian jalan2 .. sudah lama saya ga maen ke Sukabumi
salam kenal