Ulang Tahun Bapak ke-75

Salah satu agenda istimewa yang saya catat di bulan Mei ini adalah menyambut hari kelahiran bapak. Memang tidak pernah diadakan acara khusus, cukup dengan berkumpul bersama diantara kami dan memanjatkan doa kehadiratNya atas kesehatan dan panjangnya usia yang telah dilimpahkanNya.

Pada bulan Mei tahun ini rasanya menyambut ulang tahun bapak lebih khusus. Hal ini mengingat usia bapak yang menginjak usia 75 tahun dan bapak masih tetap sehat wal’afiat, bugar dan tetap semangat dengan kegiatan-kegiatan sosial kemasyarakatan yang ia jalankan dengan rutin selepas pensiun dari dunia kerjanya.

Ini sedikit catatan saya tentang syukuran menyambut ulang tahun bapak dan sekelumit perjalanan hidup bapak khususnya mulai tahun 1975 hingga saat ini.

***

Minggu, 24 Mei 2015, dari rumah berangkat agak siang menuju ke rumah bapak. Biasanya hari Minggu pagi-pagi saya sudah keluar rumah untuk rutin kegiatan minggu pagi saya yaitu jalan kaki pagi. Namun hari Minggu ini saya harus menunggu istri saya dahulu yang sedang menyelesaikan membuat dan menghias kue tart yang akan dibawa ke rumah bapak.

kue ulang tahunIstri saya menyiapkan kue tart yang berlapis dengan tiap lapisnya berbeda warna. Warna-warni yang cerah, yang tidak ditutup cream pelapis. Biar terkesan lebih ceria, demikian katanya. Bagian atas kue tart dihias dengan cream yang berbentuk ornamen dan sebagai penutup dihias dengan beberapa buah cherry yang berwarna merah.

Foto disamping ini adalah kue tart yang khusus istri saya buat untuk bapak…

Sesampai di rumah bapak, suasana sepi-sepi saja. Memang hari ini tidak dipersiapkan khusus untuk merayakan ulang tahun bapak. Disamping memang hari ulang tahunnya telah terlewat beberapa hari, juga karena cucu-cucu tidak bisa hadir. Jadi perayaan ulang tahun ini hanya niat saya saja yang tercetus sejak pertengahan minggu.

Disambut dengan ceria oleh bapak dan emak, akhirnya saya mengucapkan selamat berulang tahun kepada bapak. Agak lama saya berpelukan dengan bapak. Sungguh saya bahagia. Bahagia salah satunya karena di usia bapak yang 75 tahun ini bapak masih tetap sehat dan bugar. Demikian juga dengan emak, yang pada bulan Agustus nanti akan tepat berusia 70 tahun. Keduanya sungguh merupakan tauladan bagi saya. Semoga sayapun akan seperti mereka ini nanti.

Inilah bapak dan emak yang menyambut saya dengan muka berseri ketika saya dan istri menyerahkan kue tart untuk dinikmati bersama. Tak lupa kami berdoa bersama kehadiratNya sebelum menikmati manisnya kue tart.

Sayangnya pada ulang tahun bapak yang ke-75 ini tidak dihadiri lengkap oleh cucu-cucu. Hal yang sangat dimaklumi oleh bapak mengingat cucu-cucunya yang kini tinggalnya jauh dari Sukabumi. Palembang, Jakarta dan Bandung, di kota-kota itulah kini cucu-cucu tinggal untuk bekerja dan kuliah. Namun setidaknya foto yang diambil saat ulang tahun bapak pada tahun 2012 ini dapat menghibur bapak atas kerinduannya kepada cucu-cucunya.

2012
Mei 2012. Bapak dan Emak bersama lima cucu tercinta.

Saya menyempatkan untuk berfoto bersama bapak dan emak. Ketika melihat foto ini saya teringat foto lawas yang diambil pada tahun 1964. Pada foto lawas tersebut terlihat saya demikian nyaman dalam pangkuan emak. Kini, tahun 2015, usia saya sudah melewati setengah abad dan saya hanya dapat memeluk emak dengan penuh haru.

***

Sekelumit Perjalanan Hidup Bapak

Perjalanan hidup bapak dan keluarga kami telah saya tuliskan dalam posting berjudul Sekelumit Perjalanan Hidup dan Perjalan Hidup: Sebuah Refleksi yang saya sebutkan sebagai upaya men-digital-kan perjalanan hidup sampai tahun 1978. Menurut bapak, salah satu kenangan manis di masa sebelum 1978 itu tersimpan dalam satu foto keluarga yang diambil pada tahun 1954, setelah hampir dua tahun keluarganya tinggal di kota Sukabumi.

Keluarga Affandi, 1954
1954, keluarga Affandi. Bapak, berdiri, nomor dua dari kanan.

Selanjutnya dibawah ini saya tuliskan kehidupan keluarga kami, terkhusus bapak, yang saya mulai dari tahun 1975.

Saya merasakan suatu perubahan besar dalam keluarga kami sejak tahun 1975. Tahun 1975 itu bapak mulai bekerja di Jakarta. Sebelumnya setiap hari saya bertemu bapak, sejak mulai bekerja di Jakarta, saya harus puas bertemu dengan bapak di hari Sabtu dan Minggu saja, karena bapak pulang mingguan ke Sukabumi.

Pada tahun 1979, bapak meninggalkan keluarga bukan lagi dalam hitungan minggu, namun dalam hitungan tahun. Pada tahun 1979 itu bapak mendapat tugas dari perusahaan tempat kerjanya untuk berangkat ke Saudi Arabia menangani proyek ekspansi jaringan telepon di Mekah dan Madinah. Komunikasi yang saya lakukan dengan bapak saat itu hanya melalui surat-menyurat saja. Keadaan ini berlangsung hingga tahun 1981 saat bapak kembali ke tanah air.

Saya pikir, boleh dibilang bapak pionir TKI ke Saudi Arabia. Bapak pernah menceritakan betapa sulitnya waktu itu mencari tenaga kerja yang bersedia bekerja disana dengan meninggalkan keluarga dalam hitungan tahun. Kondisi yang tentunya sangat berbeda dengan saat ini.

Foto-foto saat bapak di Saudi Arabia tersimpan dengan baik dalam album, beberapa diantara foto-foto itu saya tampilkan dibawah ini.

Sejak tahun 1996 bapak pensiun. Pensiun bagi bapak tidak berarti berhenti sama sekali dari aktifitas kerja. Bapak tetap bekerja namun dalam format yang berbeda. Di masa pensiun itu bapak aktif bergiat pada lembaga-lembaga sosial kemasyarakatan yang ada di kota Sukabumi. Sampai saat ini sedikitnya bapak tercatat dan tetap aktif pada Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM), Forum Kota Sukabumi Sehat, Forum Pembauran Kebangsaan dan Kelompok Pemerhati Lingkungan Hidup (KPLH).

Demikianlah bapak yang tidak pernah betah dengan diam, namun tetap bergerak dan beraktifitas hingga usia senjanya kini. Ini setidaknya merupakan satu pelajaran yang bapak contohkan kepada saya.

***

Dan begitulah, tentang hidup dan seni menjalani hidup, menurut saya pribadi, tidaklah perlu kita belajar jauh-jauh. Walaupun tidak ada larangan juga untuk dilakukan bila diperlukan.

Belajarlah pertama-tama dari orang-orang yang dekat, termasuk orang tua sendiri. Seperti halnya diri saya pribadi yang sampai saat ini tetap menimba banyak pelajaran tentang hidup dari bapak.

Selamat ulang tahun ke-75, Pak. Tetap berkarya dan memberikan pemikiran yang terbaik bagi kemaslahatan masyarakat sekitar…

Sukabumi, 27 Mei 2015

Iklan

16 respons untuk ‘Ulang Tahun Bapak ke-75

Add yours

  1. 75 tahun tapi kulitnya masih kenceng banget bapaknya… belum terlalu banyak keriputnya… luar biasa banget itu.. dambaan kaum wanita untuk punya kullit seperti itu di usia tua

  2. Subhanallaah. Selamat ulang tahun Pak buat Bapaknya.. Semoga selalu diberikna kesehatan. Bisa membayangkan bagaimana bahagianya njenengan bisa merayakan ulang tahun beliau.

  3. Selamat ulang tahun, Pak. Semoga sehat selalu…
    _____
    Jadi ingat bapak saya, beliau juga bukan orqng yg suka diam. Sebentar lg juga akan pensiun, dan sudah mendedikasikan dirinya untuk aktifitas di masjid

    1. Terima kasih Mbak. Amin…
      Sepertinya mirip ya dgn bapak saya, mereka sama-sama tidak suka berdiam diri. Titip salam untuk bapaknya, semoga beliau tetap dalam keadaan sehat.

      Salam,

  4. Wajah Bapak dan Emak teduh atau menyenangkan bila dipandang. Ini adalah wujud dari sebuah kebijaksanaan. Itu foto-foto masih awet ya, Pak 🙂 Selamat ulang tahun buat Bapak. Semoga Bapak dan Emak sehat selalu.

    1. Amin YRA. Terima kasih atas doanya Mas.
      Foto-foto lama masih tersimpan baik dalam album nih Mas, jadi beberapa bisa saya tampilkan disini.

      Salam,

  5. Selamat ulang tahun utk kedua Orang tua nya kang, masih tampak sehat dan cukup kuat yah, alhamdulillah. Semoga tetap sehat dan bahagia selalu, aamiin.

    Salam dari saya di Dompu-NTB

Sila tinggalkan komentar sahabat disini...

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

Buat situs web atau blog di WordPress.com

Atas ↑

%d blogger menyukai ini: