Kampoeng Jazz 2015: Tetap Menawan

Kampoeng Jazz 2015 telah digelar pada hari Sabtu, 2 Mei 2015 di Kampus Universitas Padjadjaran, Bandung. Kampoeng Jazz 2015 ini, yang merupakan perhelatan yang ke-7, kembali saya hadiri. Kehadiran saya, selain untuk menikmati alunan jazz disana, juga ingin mengamati bagaimana pelaksanaan perhelatan kali ini dibanding dengan perhelatannya pada tahun lalu.

Sama dengan Kampoeng Jazz tahun lalu, telah disiapkan dua panggung untuk penampilan yaitu Main Stage dan Lounge Stage. Terdapat 21 penampil yang akan di tampilkan pada kedua panggung tersebut. Sayang beberapa penampil urung saya simak karena jadwal tampilnya yang bersamaan.

Baiklah saya sampaikan sedikit ulasan saya tentang suasana di Kampoeng Jazz 2015 berikut penampil-penampil yang menurut saya sangat menarik untuk disaksikan penampilannya…

***

Gerbang Kampoeng Jazz telah menanti saat saya sampai di depan Kampus Universitas Padjadjaran. Tiket yang sudah ditangan, saya serahkan ke penjaga gerbang. Seperti tahun lalu, di gerbang ini dilakukan pemeriksaan atas barang-barang bawaan dengan cukup teliti.

Melewati pintu gerbang masuk itu telah menanti terowongan khas Kampoeng Jazz. Tahun lalu bagian dalam terowongan ini dipenuhi oleh poster-poster Kampoeng Jazz mulai dari perhelatannya yang pertama beserta foto-foto artis dan musisi yang tampil.

Tahun ini tidak ada lagi poster-poster yang ditempel seperti tahun lalu. Dinding terowongan bagian dalam hanya berhiaskan lampu-lampu yang berwarna warni dengan tulisan Kampoeng Jazz yang memanjang yang terbuat dari lampu neon.

Panitia Kampoeng Jazz 2015Karena saya datang agak awal, saya bisa menyaksikan kesibukan beberapa anggota panitia yang sedang berkumpul dan seperti tenggelam dalam keseriusan, namun masih terlihat santai dan ceria, di meja yang terletak ditengah-tengah area bazar. Saya menyimpulkan mereka ini sebagai anggota panitia melihat dari kaos seragam yang mereka kenakan.

Sebanyak 21 penampil tercatat akan memeriahkan panggung Kampoeng Jazz 2015 ini, seperti dapat dilihat pada tabel rundown dibawah ini. Keseluruhan penampil tersebut dibagi kedalam dua stage, Main Stage dan Lounge Stage, yang telah dipersiapkan.

Rundown Kampoeng Jazz 2015

***

Seperti pada festival-festival jazz yang saya hadiri, saya tidak dapat menyimak keseluruhan penampil. Biasanya saya sudah menyiapkan semacam list penampil mana saja yang akan saya lihat langsung penampilannya. Demikian juga pada Kampoeng Jazz ini.

Ulasan saya dibawah ini saya urutkan bukan berdasarkan urutan penampilan di panggung, namun saya urutkan berdasarkan penampilan yang paling mengesankan. Tentunya urutan ini semata berdasar penilaian subjektif saya sebagai penyuka dan pencinta musik jazz.

Syaharani – ESQI:EF

Syaharani – ESQI:EF tampil di panggung Main Stage. Diiringi oleh empat musisi pengiringnya, ESQI:EF menampilkan sentuhan jazz yang lekat dengan beat yang menghentak. Sambutan penonton yang luar biasa malam itu cukup menunjukkan kepopuleran Syaharani sebagai penyanyi jazz wanita terdepan saat ini.

Syaharani on stage_1a

Tiga lagu awal dibawakan oleh Syaharani. Lagu-lagu barat disuguhkan dengan irama jazz fusion, diselingi dengan satu lagu yang lekat dengan irama blues. Gaya panggung Syaharani yang lincah dan selalu bergerak sangat pas dengan lagu-lagu yang ia bawakan.

Menjelang lagu keempat, ada sedikit catatan dari Syaharani. Menurut Syaharani lagu yang akan ia bawakan itu berdasar request yang diterimanya dari jejaring twitter beberapa minggu lalu.

Terus terang beberapa saat lalu saya pernah me-mention Syaharani lewat twitter untuk membawakan lagu yang paling saya suka dari album terbarunya. Lagu itu berjudul Merah Kuning Jingga. Saya suka lagu itu karena liriknya yang romantis dan iramanya yang sangat jazzy.

Dan, tak disangka, mengalunlah lagu Merah Kuning Jingga. Luar biasa. Walau saya tahu pasti bukan hanya saya saja yang me-request lagu itu, tapi tak terlukiskan betapa senangnya saya. Terima kasih Mbak…

Diakhir pementasannya, Syaharani dianugerahi award dari Kampoeng Jazz atas dedikasinya terhadap dunia musik tanah air. Award yang berupa plakat Hall of Fame dipersembahkan kepada Syaharani.

Syaharani dan Hall of Fame

Tentu bagi Syaharani award ini merupakan suatu kehormatan dan tanda apresiasi yang ia terima dengan tulus dan bahagia, seperti yang ia sampaikan lewat twitter menanggapi tweet saya yang saya mention kepadanya.

Komentar Syaharani atas award

Selamat atas award yang diterima dan atas prestasi yang luar biasa ini…

Endah and Rhesa

Belum lama saya mengenal lagu-lagu karya Endah dan Rhesa ini. Saya tertarik dengan karya-karya musik mereka yang akustik dan dinamis seperti yang mereka tuangkan pada album-albumnya.

Sejak tahun 2005 Endah dan Rhesa sudah berkarya dalam bidang musik. Tahun 2005 mereka merilis album yang diberi judul No Where To Go secara indie label. Album ini kemudian di-repacked pada tahun 2009. Pada tahun 2010 mereka merilis album berjudul Look What We’ve Found. Kedua album ini tercatat telah menerima berbagai panghargaan.

Endah n Rhesa_a

Penampilan suami istri Endah dan Rhesa di panggung Lounge Stage malam membuktikan kepiawaian mereka yang mengagumkan dalam memainkan alat musik andalan mereka. Endah dengan gitar akustik dan vokal sedangkan Rhesa memainkan bass.

Mereka tampil berdua malam itu, tanpa musisi pendamping, sungguh tak mengurangi kemeriahan yang mereka alirkan kepada penonton yang hadir.

Sambutan penonton yang luar biasa, terutama saat dibawakan lagu When You Love Someone, setidaknya membuktikan kepopuleran pasangan di kalangan kawula muda penyuka musik. Dan kemesraan mereka sebagai suami istri mereka tampilkan juga saat bermain gitar sambil berpelukan.

Endah n Rhesa_2

Ah, luar biasa mesra pasangan suami istri ini…

Jizue

Jizue, band yang didirikan pada tahun 2006 ini berasal dari Jepang, beranggotakan empat personil. Selain penyuka musik, konon mereka juga suka dengan sepakbola. Karena kesukaan mereka pada sepak bola itulah mereka menamakan bandnya dengan Jizue diambil dari kata Zizou yang merupakan nickname pemain sepakbola Perancis favorit mereka, Zinadine Zidane.

Band yang terdiri dari Noriyuki Inoue – gitar, Go Yamada – bass, Shin Kokawa – drums dan Kie Katagi – piano, sampai saat ini telah merilis empat album. Album mereka yang paling sukses mungkin yang berjudul Novel yang mereka rilis pada tahun 2012.

Jizue

Penampilan mereka yang mengesankan malam itu dibuka dengan membawakan lagu Halo-Halo Bandung. Kepiawaian mereka membawakan jazz rock setidaknya tercermin dari permainan piano Kie Katagi dan gebukan drums Shin Kokawa.

Penampilan Jizue di panggung Kampoeng Jazz 2015 ini adalah penampilan pertama mereka di Indonesia, karena inilah kunjungan pertama mereka ke negeri kita ini. Bagi saya pribadi menyaksikan Jizue secara langsung seakan mengembalikan kenangan saya kepada salah satu jazz band Jepang yang populer di era 80-an, Casiopea…

Saung Angklung Mang Udjo

Bagaimanakah alat musik tradisional bernama Angklung, yang terbuat dari bambu, bila dimainkan dengan piawai dan kompak dapat membuahkan racikan irama musik modern yang teramat sangat menawan?

Pertanyaan diatas terjawab melalui penampilan grup Saung Angklung Mang Udjo, yang tampil di panggung Main Stage malam itu.

Saung Ujo_1

Grup ini tampil dengan kompak dan menyuguhkan sajian musik yang luar biasa. Simak dengan baik ketika secara instrumental mereka membawakan lagu The Beatles yang terkenal yang berjudul Hey Jude. Sungguh mengagumkan.

Dan ketika lagu-lagu terkenal alm. Chrisye dibawakan oleh vokalisnya, kemeriahan semakin tak tertahankan. Lagu alm. Chrisye yang populer seperti Cintaku dan Kala Cinta Menggoda berhasil membawa penonton untuk menggoyangkan badan dan turut bernyanyi bersama.

Mocca and Friends

Mocca and Friends tampil di panggung Main Stage sore hari ketika hujan gerimis jatuh membasahi bumi. Penampilan mereka dibuka dengan lagu lawas mereka yang masih nikmat untuk disimak hingga saat ini, Secret Admirer.

Mocca_1
Vokal Arina yang khas masih tetap prima hingga kini. Selain bernyanyi, disela-sela lagu Arina selalu setia memainkan alat musik pegangannya, flute. Ini yang tak terlupakan dari Arina…

Penampilan Mocca juga berkolaborasi dengan penyanyi wanita muda yang sedang menanjak namanya di belantika musik tanah air. Penyayi wanita muda itu bernama Yura Yunita. Duet Arina dan Yura sangat asik untuk disimak. Sebagai catatan, selain dengan Mocca, Yura dan grup bandnya tampil juga di panggung Lounge Stage.

Diakhir penampilannya, Arina membawakan lagu lawas yang terkenal berjudul My Way dan keceriaan penampilannya ditutup dengan lagu lawas mereka sendiri, Me and My Boyfriend.

Adhitia Sofyan

Mungkin kalau ingin mendengarkan lagu-lagu jazz yang syahdu dengan melodi gitar akustik, Adhitia Sofyan adalah pilihan terbaik. Begitulah kesimpulan sementara saya seusai menyaksikan penampilan Adhitia Sofyan di panggung Main Stage malam itu.

Saya pribadi belum begitu mengenal karya-karya musik Adhitia Sofyan ini. Yang pasti, olah vokal dan sentuhan melodi akustik gitarnya sangat nikmat untuk disimak.

Menyaksikan secara langsung penampilannya menjadi semacam PR bagi saya untuk mencari dan menyimak rekaman karya musik kreasi Adhitia Sofyan ini.

***

Panggung Kampoeng Jazz 2015 usai sudah. Sayang sekali Kampoeng Jazz 2015 tidak menampilkan musisi jazz senior seperti pada Kampoeng Jazz 2014.

Pada Kampoeng Jazz 2014 saya menyaksikan penampilan musisi-musisi jazz yang berjaya di era 80-an – seakan mengajak saya sejenak kembali ke masa muda saya – seperti Mus Mujiono, The Groove dan Krakatau. Selain itu juga tampil grup yang menarik dan populer seperti Maliq N D’Essentials dan penyanyi jazz muda, Tulus. Tak lupa turut memeriahkan juga penyanyi jazz muda Amerika, Renee Olstead. Ulasan saya tentang Kampoeng Jazz 2014 dapat dilihat pada posting saya berjudul Menikmati Jazz di Kampoeng Jazz.

Penampil di Kampoeng Jazz 2015 tetap menarik untuk disimak, seperti yang saya sampaikan sedikit ulasannya pada tulisan ini. Namun saya merasakan kalau Kampoeng Jazz 2014 lebih nge-jazz dibanding Kampoeng Jazz 2015. Ini hanya kesimpulan dari sudut pribadi saya saja yang boleh jadi tidak tepat…

Apapun, saya tetap menantikan pergelaran Kampoeng Jazz di tahun depan. Semoga lebih baik lagi pelaksanaannya dan semoga saya dapat kembali menghadirinya.

Sukabumi, 5 Mei 2015

Catatan
Posting ini telah di publish di VIVAlog-VIVAnews disini. Terima kasih.

34 respons untuk ‘Kampoeng Jazz 2015: Tetap Menawan

Add yours

  1. Lengkap sekali Pak ulasannya. Saya baru tahu beberapa nama saja dari yang disebut di sini. Penasaran sama Adhitia Sofyan saya Pak. Hehehe. Terimakasih sudah berbagi ceritanya Pak., 🙂

  2. Kemeriahan acara di Kampoeng Jazz 2015 yang diluput secara sempurana dengan pecintanya seperti mengajak kita untuk terlibat dalam suasana kemeriahan yang sedang berlangsung di sana nih Kang. 😀

  3. Beberapa nama saya gak kenal, seperti Adhitia Sofyan dan Bondax. *kupernya saya 🙂
    Kegiatan macam ini sangat bagus untuk apresiasi musik jazz di kampus-kampus. Sayang sekali belum semua kampus terkenal menyelenggarakannya secara reguler atau rutin tiap tahun.
    Jazz itu musik yang penuh harmoni, saya nikmati beberapa saja.
    salam

    1. Dalam hal ini sama, walau saya penyuka jazz tapi Adhitia Sofyan baru saya kenal dan saya lihat penampilannya disini. Setelahnya saya jadi penasaran dgn album-albumnya yg dirilis secara indie.
      Tentang Bondax, belum saya kenal dan gak saya lihat juga penampilannya. Keburu capek…

      Terima kasih kunjungan dan komentarnya Mas.

      Salam,

    1. Suka dengan Endan dan Rhesa ya Mbak?
      Baru kali ini saya melihat penampilan mereka dipanggung. Luar biasa piawai mereka ini bermain gitar. Dan mereka rupanya populer banget dikalangan kawula muda…

      Salam,

  4. Assalaamu’alaikum wr.wb, mas Titik Asa…

    Apa khabar mas Titik. Didoakan baik dan sihat di sana. Ternyata Kampoeng Jazz itu dilakukan setiap tahun dan pasti selalu meriah ya. Muzik jazz ini memang indah. Kalau di Malaysia saya menyukai penyanyi jazz Sheila Majid dan Anuar Zain.

    Salam takzim dari Sarikei, Sarawak. 🙂

    1. Wa’alaikum salam wr.wb, mbak Fatimah.

      Betul Mbak, Kampoeng Jazz ini event tahunan yang diselenggarakan di Universitas Padjadjaran, Bandung.
      Mbak suka dengan Sheila Majid? Sekitar periode 1990-an Sheila Majid populer juga di Indonesia. Saya termasuk yang menyukainya juga. Beberapa albumnya saya miliki dan saya simpan sampai saat ini. Salah satu album Sheila Majid yang paling saya suka berjudul Legenda yang dirilis tahun 1990. Pada album ini Sheila membawakan lagu-lagu yang ditulis oleh P. Ramlee. Saya suka sekali dengan lagu “Engkau Laksana Bulan”. Lagu ini semacam kenangan saat istri saya mengandung anak pertama saya.

      Salam persahabatan selalu dari saya di Sukabumi.

      1. Kenangan itu pasti bagai bulan ya kerana menimang cahaya mata pertama. Ia, album Lagenda mempunyai lagu-lagu yang hebat dan membuai rasa. Saya suka lagu Lagenda yang mempunyai lirik yang baik dan makna yang tersirat tentang kehidupan.

        Salam sejahtera. 🙂

Tinggalkan Balasan ke Titik Asa Batalkan balasan

Buat situs web atau blog di WordPress.com

Atas ↑