50 dan Tetap Bahagia

Ini cerita tentang anak-anak SMA zaman baheula. Anak-anak SMA yang melewati masa indahnya di tahun 80-an. Masa indah, masa SMA kita. Demikian syair satu lagu masa itu.

Dan memang, seperti yang telah disuratkan takdir, waktu demikian cepat berlalu. Menelan apapun yang ada di hamparan bumi ini. Manusia tak luput darinya. Seperti halnya saya dan teman-teman saya semasa SMA ini. Serasa kemarin masa SMA itu. Padahal setidaknya itu 31 tahun lalu.

Dan perjalanan yang direncanakan secara dadakan itupun akhirnya terlaksana juga. Sabtu, 15 November 2014, kami ber-16 dari Sukabumi menuju Bogor dengan berkereta, Kereta Api Pangrango.

Saya akan mengenang perjalanan ke Bogor tersebut bukan hanya sebagai perjalanan suatu reuni, tapi juga sebagai perjalanan bersyukur atas seluruh nikmat dan karunia hingga usia kami menginjak rata-rata 50 tahun saat ini.

50 dan tetap bahagia, seperti terlukis di setiap rona wajah yang hadir pada acara ini…

***

Sekitar jam 05.00 pagi saya dan beberapa teman sudah berada di stasiun Cisaat. Beberapa teman sudah terlebih dahulu naik kereta dari stasiun Sukabumi. Suasana stasiun yang masih sepi, langit tampak masih berawan gelap.

Saat sudah di dalam gerbong kereta api, suasana meriah sudah tak tertahankan lagi. Kalau sudah bertemu begini, terkadang sering lupa usia. Suasana ceria semasa SMA tetap terbawa. Kasihan juga penumpang lain yang berada dalam satu gerbong ini. Mungkin mereka terganggu dengan berisiknya obrolan dan candaan kami ber-16 ini.

Perjalanan berkereta api ke Bogor rasanya dahulu sering kami lakukan juga. Kebun Raya Bogor merupakan tempat favorit tujuan kami. Kereta api yang saat itu sering penuh dengan penumpang, beberapa orang berdiri, beberapa pedagang asongan yang hilir mudik dan dengan jendelanya yang setengah terbuka. Berbeda sekali dengan keadaan kereta api sekarang ini. Ruangannya ber-AC, penumpang duduk semua, tidak ada lagi pedagang asongan.

Inilah kami di gerbong kereta api. Aih, bahkan teman-teman wanita saya ini sempat berfoto narsis dengan tongkat narsis-nya…

Sekitar jam 07.30 kami sudah sampai di stasiun kereta kota Bogor. Berjalan keluar dari area stasiun, kami mampir sejenak di Taman Topi. Istirahat sejenak disini, sebelum melanjutkan perjalanan menuju Kebun Raya.

Ber-16 berfoto di Taman Topi.
Ber-16 berfoto di Taman Topi.

Dari Taman Topi, kami menyusuri jalan yang masih sepi dengan kesibukan lalu-lintas. Bercengkrama dan bercanda sepanjang jalan yang dilalui, itu yang kami lakukan selama berjalan kaki Sabtu pagi itu. Suasana yang hidup ini terus berlangsung sampai kami tiba di pintu gerbang Kebun Raya Bogor.

Ada waktu sampai jam 10.00 untuk kami menikmati Kebun Raya. Telah ditetapkan jam 10.00 akan dilangsungkan pertemuan di salah satu rumah makan yang telah dipersiapkan oleh seorang teman kami yang saat ini tinggal di Bogor.

Suasana Kebun Raya yang sejuk dan asri seakan membuai kami dalam kebersamaan. Lihatlah teman-teman wanita saya ini. Mereka tampak demikian ceria dan bahagia berfose saat saya arahkan kamera kepada mereka. Tentu saja, mereka gadis-gadis ceria dan memesona di tahun 80-an…

Bergaya bersama dulu deh...
Bergaya bersama dulu deh…

Jam 10-an siang, akhirnya kami berkumpul juga di salah satu rumah makan. 16 orang dari Sukabumi ditambah 5 orang dari luar Sukabumi, berkumpulah kami disini.

Suasana bahagia melingkupi kebersamaan kami. Lama tidak berjumpa, ketika berjumpa sudah demikian berubah. Sebagian dari kami bahkan ada yang sudah bercucu. Walau waktu telah meluluh-lantakan masa muda kami, tak ada salahnya kami tetap ceria dan bahagia untuk mengenang masa-masa indah masa SMA.

Sebelum makan siang, terlebih dahulu dibuka dengan sambutan dan diakhiri dengan doa bersama. Doa semoga kami tetap bisa saling terhubung, tetap sehat dan tentunya tetap bahagia.

Usai makan siang, kemeriahan kami lanjutkan. Bernyanyi dengan diiringi organ tunggal dan bermain rebutan kursi dengan diiringi musik yang lincah, tetap merupakan acara-acara yang penuh dengan canda dan suka cita.

Ada pertemuan, ada perpisahan, akhirnya tetap waktu juga yang berkuasa. Begitulah, akhirnya kami berpisah kembali di sore yang mulai mendung.

Berfoto ber-21, inilah kami yang kini menginjak usia rata-rata 50 tahun…

Kami, ber-21, 50 tahun dan tetap bahagia.
Kami, ber-21, 50 tahun dan tetap bahagia.

***

Dalam sejenak kebersamaan bersama teman-teman masa muda ini saya semakin menyadari bahwa hidup ini tak selamanya. Suatu saat nanti ia akan berakhir. 31 tahun sudah kami meninggalkan bangku SMA. Kini bahkan usia kami rata-rata sudah menginjak 50 tahun. Rasanya baru kemarin. Rasanya baru kemarin. Hanya itu kalimat yang sering diulang-ulang saat pertemuan ini berlangsung.

Masa berganti masa. Musim berganti musim. Lahir, tumbuh, dewasa, tua hingga akhirnya layu dan tiada itulah takdir hidup di dunia ini.

Sukabumi, 18 November 2014.

33 respons untuk ‘50 dan Tetap Bahagia

Add yours

  1. mashaa Allah, luar biasa kesehatan para bapak dan ibu ini. keren banget 🙂 alhamdulillah ya masih bisa kumpul. rezeki dari Allah berupa pertemuan yang amazing ini 🙂

    semoga berkah di sisa usia untuk semuanya. TOP!

    1. Alhamdulillah mbak kami masih diberi kesehatan dan rezeki berupa perjalanan dan ngariung di Bogor.

      Terima kasih atas do’a nya mbak. Amin.

      Salam,

    1. Aya pisan Teh. Anu dikeceng kapungkur teh ayeuna tos janten indung barudak.
      Kitu tah Teh. Tina rerencangan sakelas janten rerencangan sakasur…hehehe

      Salam,

      1. Oohhh kituuu…meni resepnya kang… Dua taun kapengker aya reuni 25 thn, hanjakal teu tiasa dongkap..:(

        Abdi oge aya anu ku abdi ditaksir, tp anu ditaksir teu terangeun yen anjeuna teh ditaksir ku abdiiiii…hihi
        *nutupan raray isin* 😀

          1. Hehe…tp taun kamari sempet pendak kang… anjeuna teh seuri meni raoos pisan pas abdi nyarios di payuneun sobat-sobat anu sanes “eeeh kamu tau ngga sih, saya naksir berat sama kamu..eeehh kamu mah kalahkah lempeeeng” janten we abdi teh diheureuyan ku sobat2 SMA tah, resepnya kang kempel heureuy sasarengan.
            “Kalau dulu badannya mekar begini, ogah juga naksir” da anjeuna ayeuna teh meni subur hahaa

            1. Hehehe…waas nya Teh. Janten kapungkur mah nuju ditaksir teh si dia nya langsing ya? Ayeuna tos mekar subur? Makmur panginten Teh anjeunna teh…

              Salam,

              1. Kapungkur mah jaman SMA katingalna pada langsing nya kang…ayeuna mah hampir sadaya rerencangan boh istri boh pameget seueur anu berkembang hihi

                Kapungkur pasti akang oge langsing nyaaa… hehe

                1. Leres pisan Teh. Kapungkur mah pada langsing, kamari tepang meuni janten arageung kitu.
                  Abdi kapungkur sanes langsing Teh, tapi kuru. Kuru pisan. Pihawatireun nu ningali, saur rerencangan abdi kamari mah kitu…hihihi

                  Salam,

    1. Demikianlah mbak Nel. Walau gak muda lagi, tetap semangat dan bahagia, apalagi bertemu sahabat-sahabat lama semasa muda di SMA.

      Salam,

    1. Betul Teh, seru pisan.
      Alhamdulillah, satu demi satu mulai terhubung lagi. Lewat FB terhubungnya, kemudian bikin grup. Berkat socmed terhubungnya.

      Salam,

  2. Keren Kang, usia boleh 50 tahun tapi semangat silaturrahim tetap terjaga dengan baik. Mudah-mudahan yang muda bisa meniru kebiasaan baik ini.

    1. Betul mbak Tetik, seru banget. Itulah yang bikin berisik gerbong kereta api saat perjalanan berangkat ke Bogor. Kasihan juga penumpang lainnya…

      Salam,

    1. Hatur nuhun pisan kang Iman.

      Sumuhun, waas pisan. Emut zaman ngora kapungkur. Teu nyadar kamari, urang teh nembe tepang deui saatos 31 taun pisah…

      Salam,

Tinggalkan Balasan ke Titik Asa Batalkan balasan

Buat situs web atau blog di WordPress.com

Atas ↑