Bogor Jazz Reunion yang sangat saya nantikan akhirnya tiba juga saatnya. Sabtu, 25 Oktober 2014, pergelaran jazz ini berlangsung di SKI Katulampa, Tajur. Suasana pergelaran yang saya rasakan sebagai penuh keakraban ini, sesuai dengan motonya Feel the Intimate, dilaksanakan mulai siang – dibawah sinar matahari yang panas, berlanjut ke sore hari – yang diguyur dengan hujan yang cukup deras, hingga menjelang tengah malam – ditengah udara malam yang dingin.
Saya sebut festival jazz ini sebagai penuh keakraban, salah satunya karena jarak antara penonton dengan artis jazz yang tampil dipanggung hanya berjarak kurang lebih dua meteran saja. Penonton bisa duduk santai menyaksikan artis jazz yang sedang tampil pada jarak yang dekat, tanpa pagar pemisah. Atau berdiri, bila agak jauh dari panggung. Sungguh suasana yang khas, yang menjadi ciri unik Bogor Jazz Reunion.
Hanya sebagian dari keseluruhan artis jazz yang tampil pada Bogor Jazz Reunion yang saya tuliskan dalam posting ini. Sebagian yang sangat menarik dari sudut pandang saya sebagai pencinta musik jazz…
***
Sabtu siang, sekitar jam 13.30, saya telah berada didepan arena pergelaran Bogor Jazz Reunion. Suasana masih sepi saat itu. Terlihat dari keadaan pelataran depan, yang terdapat plang bertuliskan Bogor Jazz Reunion, juga pintu masuk yang masih lengang.
Semula saya hanya penasaran dengan panggung yang sudah disiapkan disana. Saya mendapat informasi dari akun twitter Bogor Jazz Reunion @jazzreunionBGR ada 3 panggung yang telah dipersiapkan. Kepenasaran yang mendorong saya untuk memasuki area pergelaran walaupun masih sepi dari pengunjung.
Panggung pertama yang saya dekati bernama Reunion Stage. Ini adalah panggung utama yang akan dijadikan sebagai panggung untuk puncak pergelaran jazz ini. Sungguh saya beruntung, karena dipanggung ini sedang diadakan semacam check sound atau semacam pemanasan untuk penampilannya nanti malam.
Pada panggung Reunion Stage, saya lihat Idang Rasjidi sudah siap dibelakang piano. Azmi Hairudin, pemain sax yang bersal dari Malaysia, Steve Thornton, pemain perkusi legendaris – yang tercatat pernah bermain perkusi dalam album Herbie Hancock, Miles Davis dan McCoy Tyner, Iwan Wiradz, pemain perkusi, Shakuhachi, pemain drum dan Shadu Syah, pemain bass, mereka sudah bersiap juga dipanggung.
Dan mengalunlah musik jazz yang menawan siang itu. Saya bisa menyaksikan dari jarak yang sangat dekat bagaimana piawainya mereka memainkan alat musik dan berimprovisasi. Sesaat kemudian, vokalis Sastrani naik juga ke panggung menyanyikan sebagian lagu yang akan dibawakan nanti malam. Baru check sound saja sudah demikian mengasyikan begini, apalagi nanti malam waktu penampilannya dipanggung, ah sungguh tak terbayangkan.
Seusai check sound, saya sempat berfoto dengan Idang Rasjidi, musisi dan pianis jazz dan tokoh penggagas Bogor Jazz Reunion, yang demikian ramah menyambut salam perkenalan dari saya…

Dua panggung lainnya adalah Maryono Stage, yang berbentuk seperti tenda, dan panggung Jack Lesmana Stage yang berada pada bangunan yang permanen.
Berikut, beberapa grup band yang tampil di pergelaran Bogor Jazz Reunion yang sangat menarik menurut kacamata saya, saya ulas sedikit, tentunya sejauh pemahaman saya tentang musik jazz.
Glanze, jazz band anak muda
Glanze ini grup band yang berasal dari Depok. Mereka membawakan musik bertema pop-jazz, demikian seperti yang tertulis di bio akun twitter mereka @GlanzeMusic, yang saya pikir pasti menarik minat anak-anak muda seusia mereka untuk mendengarkan musik jazz racikan mereka.
Keunikan Glanze yaitu dengan menyertakan trio pemain alat tiup. Aransemen musik mereka yang rapi, ringan dan smooth, terasa ringan mengalir siang ini.
Glanze, inilah mereka, tentu dengan vokalis wanitanya yang menawan ini…
Rio Moreno Quartet, latin jazz yang lincah dan menghentak
Rio Moreno Quartet tampil di panggung Jack Lesmana Stage. Grup jazz ini mengusung aliran latin jazz, yang dimotori oleh Rio Moreno yang bermain piano dengan lincah dan energik. Mendengarkan grup jazz ini bermain, saya teringat permainan piano Chick Corea pada album-albumnya yang bertema akustik jazz.
Penampilan Rio Moreno Quartet semakin meriah dengan tampilnya vokalis wanita, yang berwarna vokal yang pas dengan karakter latin beat dan demikian lincah menari di sepanjang lagu yang dibawakannya. Saat lagu lawas I Can’t Get No Satisfaction dinyanyikan, kemeriahan itu semakin tak tertahankan lagi…
Workshop Jazz
Mengakhiri pergelaran sore ini, dilangsungkan semacam workshop jazz yang dibawakan oleh Idang Rasjidi dan Steve Thornton. Pada workshop ini selain dijelaskan sedikit tentang perkembangan musik jazz juga ditunjukan bagaimana rhythm begitu berperan dalam jazz.
Diakhir workshop, penonton yang hadir dipersilakan untuk bertanya apapun yang berhubungan dengan jazz. Suasana penuh keakrabanpun terjalin pada workshop ini.
Lantun Orchestra, unsur tradisional Betawi yang kental
Lantun Orchestra tampil di panggung Reunion Stage. Melihat kostum yang dipakai oleh personil band ini, dapat ditebak bahwa grup ini membawakan ciri-ciri Betawi pada aransemen musik yang mereka lakukan. Hadirnya pemain biola dan pemain akordion dan vokalisnya yang akrab dengan penonton, membuat penampilan Lantun Orchestra menarik untuk disimak hingga akhir.
Inilah penampilan panggung Lantun Orchestra…
Trio Ligro, jazz rock yang keras dan energik
Trio Ligro ini terdiri dari dua orang pemain gitar (melodi dan bass) dan penabuh drum. Salah satu keunikan grup ini yaitu perbedaan usia diantara meraka. Saya melihat pemain melodi dan bass-nya yang sudah cukup berumur, namun tidak demikian dengan penabuh drum-nya. Konon penabuh drum ini baru berusia 18 tahun. Perbedaan usia yang jauh ini tidak menghalangi mereka untuk menampilkan jazz rock dengan baik.
Lihatlah penampilan Trio Ligro dibawah ini. Imajinasikan bagaimana jazz rock dibawakan mereka dengan keras dan energik…
Rieka Roslan & The Troubadour, tetap lincah dengan beat yang hangat
Rieka Roslan, yang biasa tampil dengan band The Groove, kali ini tampil atas nama sendiri, dengan membawakan lagu-lagu karya Rieka Roslan sendiri. The Troubadour sebagai band pengiring berperan dengan baik mengimbangi kelincahan gaya lagu-lagu yang Rieka bawakan malam itu.
Saat berduet dengan penyanyi tamu, Rieka bahkan turun dari panggung dan bernyanyi mendekat ke penonton. Nuansa yang akrab ini berhasil Rieka bangun seakan menghilangkan jarak antara penyanyi dan penggemarnya. Luar biasa…
Beberapa gaya penampilan Rieka Roslan di panggung Reunion Stage saya abadikan dalam foto-foto dibawah ini.
Fanny Koentjoro feat. Amelia Ong, jazz standard yang menawan
Fanny Koentjoro dan rekannya tampil di panggung Maryono Stage. Grup yang beranggotakan tiga personil ini, Fanny pada piano dan dua orang rekannya masing-masing pada bass akustik dan drum, tampil menarik dengan mengusung lagu-lagu jazz standard.
Mengalunlah lagu-lagu jazz seperti Cherokee dan Midnight Sun dari vokal Amelia Ong. Betapa syahdu, tenang dan damai mendengarkan lagu-lagu jazz yang dibawakan oleh Amelia Ong ditunjang dengan tata panggung yang indah. Sungguh bagi saya ini pertunjukan jazz yang berkesan romantis.
Diakhir penampilannya, mungkin untuk memecah keseriusan penonton mendengarkan lagu-lagu jazz standard yang mereka bawakan sejak awal penampilannya, mengalunlah lagu lawas tahun 80-an, yang pernah dibawakan oleh Lydia dan Imaniar berjudul Prahara Cinta. Lagu ini unik dengan mengulang-ulang kalimat Aku malu…aku malu… pada bagian akhir lagunya.
Pertama kali berjumpa denganmu kekasihku,
Dunia seolah kan runtuh,
Makanpun tak enak tidurpun tiada nyenyak,
Selalu teringat oh dirimu…
Inilah Fanny Koentjoro dan Amelia Ong yang tampil sangat menawan…
Idang Rasjidi dan All Stars, puncak pergelaran yang tak terlupakan
Puncak pergelaran jazz dilangsungkan dari Reunion Stage. Idang Rajidi dan all stars musisi hadir dipanggung. Mereka membuka penampilannya dengan membawakan komposisi jazz yang panjang dan syahdu. Nada-nada indah yang dialunkan dari tiupan sax-nya Azmi Hairudin bersambut harmonis dengan dentingan piano yang diketuk oleh jari-jari Idang Rasjidi.
Penyanyi muda Matthew Sayerz tampil ke panggung membawakan lagu yang rupanya cukup populer dikalangan penonton yang hadir malam itu. Penampilan Matthew kemudian disambung dengan hadirnya Bertha di panggung. Bertha membawakan lagu lawas, Sunshine Day yang pernah dibawakan oleh grup band Osibisa.
Sastrani tampil ke panggung setelah Bertha. Lagu pertama yang dibawakan oleh Sastrani cukup menghentak dengan jazz yang kental. Sayang saya tidak tahu apa judul lagu yang dibawakan Sastrani ini. Lagu kedua yang dibawakan oleh Sastrani sungguh menawan. Sastrani membawakan lagu Bengawan Solo dengan vokalnya yang indah dan aransemen jazz yang baik.
Penampilan Sastrani ini membuat saya terkagum akan olah vokalnya yang khas dan penampilan panggungnya yang luwes.
Penyanyi jazz terakhir yang tampil di panggung adalah Kemala Ayu. Saya masih ingat dengan lagu Buat Kamu yang dahulu dibawakan oleh Kemala Ayu saat ia bergabung dengan grup band Black Fantasy.
Malam ini Kemala Ayu membawakan lagu jazz Come With Me. Dengan improvisasi vokal dan aransemen yang menawan, lagu ini membuat meriah memenuhi ruang terbuka disekitar panggung, hingga akhirnya seluruh artis jazz satu demi satu menaiki panggung Reunion Stage, bernyanyi bersama dan mengakhiri pergelaran Bogor Jazz Reunion 2014 ini.
***
Setiap pergelaran jazz memiliki khasnya masing-masing. Inilah yang menjadikannya unik dan berbeda antara satu pergelaran dengan pergelaran lainnya. Penuh Keakraban, saya pikir, menjadi ciri khas Bogor Jazz Reunion yang tidak saya temukan dari pergelaran-pergelaran jazz yang saya hadiri sepanjang tahun ini. Ciri yang harus tetap dipertahankan.
Diakhir acara Idang Rasjidi menyampaikan bahwa Bogor Jazz Reunion akan kembali digelar tahun depan. Pergelaran nanti didukung penuh oleh Walikota Bogor. Namun, seperti yang kemudian Idang Rasjidi sampaikan, dan saya sepakat dengan pernyataannya ini, bahwa akan tetap dipertahankan pergelaran yang sederhana dan akrab seperti halnya dengan pergelaran kali ini. Tetap sesuai dengan moto Feel the Intimate tentunya.
Sukses dengan pergelaran Bogor Jazz Reunion 2014. Semoga saya kembali dapat menghadirinya tahun depan.
Sukabumi, 28 Oktober 2014
Catatan:
Terima kasih kepada Moksa Event Management sebagai pengelola pergelaran Bogor Jazz Reunion yang telah mengapresiasi tulisan saya berjudul Menanti Bogor Jazz Reunion 2014 dan menghadiahkan saya free ticket untuk menghadiri pergelaran jazz yang luar biasa menawan ini.
…Untuk foto-foto yang lebih lengkap, sila check galery foto disini…
Catatan
Posting ini telah di publish di VIVAlog-VIVAnews disini. Terima kasih.
ulasan BJR yang paling berpengetahuan dan bikin ngenes bagi yg tak menghadirinya, sepertiku. makasih kang atas tulisannya. semoga tahun depan bisa bertemu lengkap.
Ah sayang Akang gak bisa hadir dan kita tidak bisa bertemu.
Semoga tahun depan, saya kembali bisa menghadiri festival jazz yang akrab ini dan kita bisa berjumpa disana.
Salam,
Reblogged this on blog the way it is.
Hatur nuhun Reblogged nya Kang MT…
Tulisan asyik. Semoga kita bisa bertemu kembali di BJR berikutnya. 😉
Salam persahablogan,
@adiwkf
Hatur nuhun Kang…
Sayang, kita hanya sejenak berjumpa di akhir acara. Rencana saya untuk numpang ngopi di #KandangKambing tak terlaksana, sehubungan hal yang mendesak di Sukabumi.
Semoga tahun depan kita bisa jumpa lagi di BJR.
Salam,
Kabitaaaaaa…!!
Aih Teh… Sumuhun Teh, nikmat pisan nonton jazz di Bogor Jazz Reunion.
Salam,
Aiih.. sedeeep..ya ulasannya ya foto2nya… terima kasih… 🙂
Terima kasih sangat, mbak…
Salam,
pagi kang, reportasenya mantaabss, tpi group yg dr sukabumi & anak2 muda dr bogor yg bawain koposisi ‘spain’nya chick corea electric band terlewat? oya lg rehat n hujan ya? Trimss beratt….bro ticketnya, sampai jumpa lg di event jazz brikut; Bistocks ‘penikmat’ jazz music dr Depok city, jazz is always
Iya, tidak saya tulis semua grup yg tampil. Yang saya tulis hanya yg sangat berkesan saja bagi saya, sejauh kacamata subjektif saya. Bukan mereka gak bagus mainnya, tapi saya gak berlama menonton penampilannya.
Sampai jumpa lagi di festival jazz berikutnya teman…
Salam,
Ulasan yang keren sangat Kang,
walau tak menghadiri tetapi bisa ikut menikmati acara dari ulasan dan foto-foto disini.
Terima kasih mbak.
Syukurlah bila tulisan sederhana saya ini bisa mengajak mbak untuk menikmati acara sesungguhnya.
Salam,
Ciamik reportase dari lapangan, mencerminkan betul bahwa Kang Titik memang penyuka jazz. Saya tak terlalu tahu tentang jazz, pun juga tak terlalu menikmati jenis musik ini. Tapi membaca lapanta ini sangat menyenangkan. Kami sering ke SKI tuh ma anak-anak kalau liburan 🙂
Terima kasih sangat Kang.
Oh sering ke SKI ya Kang? Menarik juga suasana disana rupanya. Saya baru pertama kali ke SKI, tertarik juga dgn area bermain disana. Besok-besok saya akan bawa keluarga ke SKI.
Salam,
Tulisannya ok kang, foto2nya juga keren, cukup mewakili untuk membawa orang yang membaca seolah – olah ada disana….
Terima kasih mbak.
Hanya tulisan sederhana saja mbak. Dan ini tulisan yg benar-benar subjektif karena hanya sejauh pemahaman saya atas musik jazz.
Salam,
Terima kasih banyak Kang…
Akhir nya tayang juga reportase jazz di Bogor yang ditunggu2… 😊
Sampai speechless…
Baca tulisan plus menikmati foto2 diatas serasa ikutan terbawa serta menikmati keindahan musik jazz tsb.
Sekali lagi, terima kasih banyak ya Kang 😊
Salam
Sama-sama Bunda, terima kasih kembali Bunda telah membaca tulisan saya ini.
Coba Bunda menyaksikan langsung, pasti akan merasakan lebih indahnya musik jazz mengalun ditengah udara dingin malam Bogor saat itu.
Salam,