Walaupun 17 Agustus telah berlalu satu minggu, tapi gaung perayaannya masih tetap berlangsung di daerah-daerah tertentu. Berbagai acara dilakukan oleh anggota-anggota masyarakat untuk memeriahkan perayaan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan ke-69. Perayaan yang, menurut saya pribadi, benar-benar berdasar pada kecintaan masyarakat kepada negeri tercintanya ini.
Perayaan yang dilakukan oleh anggota masyarakat itu timbul dari prakarsa sendiri, jauh dari suatu kondisi yang mengharuskan. Anggota masyarakat berkreasi sesuai imajinasi dan kemampuan mereka menerjemahkan makna kemerdekaan ini. Kreasi-kreasi yang tentunya membutuhkan waktu, biaya dan tenaga untuk mewujudkannya. Biaya yang juga ditanggung oleh swadaya masyarakat setempat. Hal-hal ini yang selalu membuat saya terkagum.
Ini benar-benar perayaan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Keadaan ini yang membuat saya akhirnya menyebut pelaksanaan perayaan model seperti ini sebagai Pesta Rakyat.
***
Hari Minggu, 24 Agustus 2014, di desa tempat saya tinggal, Desa Sukamantri, Cisaat, berlangsung pesta rakyat dalam rangka menyambut HUT Kemerdekaan. Berbagai hasil kreasi masyarakat ditampilkan dalam pesta rakyat ini. Kreasi-kreasi yang sederhana namun sangatlah menarik untuk diperhatikan satu demi satu.
Sebelumnya para peserta ini berkumpul di halaman Kantor Kepala Desa Sukamantri. Setelah berkumpul, kemudian berbaris melakukan perjalanan karnaval menyusuri jalan-jalan yang ada disekitar desa Sukamantri. Kelompok marching band dengan bebunyiannya yang khas dan berada pada barisan terdepan karnaval ini menjadi semacam panggilan kepada seluruh anggota masyarakat untuk menonton atraksi karnaval ini.
Berbagai kreasi menarik ditampilkan dari masing-masing kelompok masyarakat. Dengan berjalan kaki, bersepeda atau berkendaraan mereka tampak ceria dan penuh senyum menyapa selama karnaval ini berlangsung.
Berikut adalah foto-foto sebagian peserta karnaval yang berhasil saya abadikan…
Dan, anak-anak dengan mimik air muka yang polos dan penuh kebahagiaan merupakan pemandangan yang menarik untuk menjadi pusat perhatian…
Bagi saya ini benar-benar karnaval yang menarik untuk ditonton dan diperhatikan dari awal barisan sampai dengan barisan peserta karnaval yang paling akhir.
Barisan karnaval yang lumayan panjang ini sempat membuat terhentinya laju lalu lintas jalan raya utama, terutama ruas jalan raya antara pertigaan Rambay sampai dengan Gelanggang Cisaat. Kurang lebih sekitar 1 jam laju lalu lintas terhenti, saat barisan karnaval ini melewatinya ruas jalan raya utama tersebut.
***
Pesta rakyat ini berlanjut ke malam hari saat diadakan perlombaan qasidah yang dilangsungkan di halaman Kantor Kepala Desa Sukamantri.
Lomba qasidah ini diikuti oleh 4 kelompok qasidah. Setiap kelompok diharuskan membawakan satu lagu wajib yang berjudul Sholatun Bissalaamil Mubiin dan satu lagu bebas lainnya.
Inilah penampilan masing-masing kelompok qasidah dengan gaya dan kreasinya yang khas…
***
Pesta rakyat usai sudah. Kesan yang mendalam dari menyaksikan rangkaian acara pesta rakyat ini tentu saja gambaran begitu besarnya kecintaan yang tetap tertanam pada masyarakat akan negeri tercinta ini. Sekecil apapun pengorbanan, baik dalam hal waktu, biaya dan tenaga demi terlaksananya pesta rakyat ini, cukuplah kiranya menggambarkan kecintaan itu.
Sebagai catatan penutup, kedepannya barangkali perlu dipertimbangkan kembali agar saat karnaval berlangsung tidak menimbulkan kemacetan dan terhentinya laju lalu lintas jalan raya utama. Hanya ini sumbang saran saya terhadap pesta rakyat yang dilaksanakan oleh masyarakat Sukamantri ini. Lainnya, ini sungguh pesta rakyat yang menarik dan tetap harus dipertahankan keberlangsungannya di tahun-tahun mendatang.
Bekasi, 27 Agustus 2014
Waaah…, seru nih acaranya, Pak, mantap karnavalnya itu, dilanjut lomba qasidah lagi. Saya jadi teringat dulu kala sekolah di Jombang, tiap tahun mesti jadi peserta karnaval 🙂
Betul Mas, seru. Melihat kreasi masyarakat yang timbul dari diri mereka sendiri, sungguh membuat saya terkagum. Demikian yang selalu saya rasakan apabila melihat pesta rakyat seperti ini.
Dan lomba qasidah itu, ah bagi saya menjadi semacam siraman rohani juga. Mendengar lagu yang dibawakan oleh masing-masing kelompok terasa sejuk menyiram sanubari saya.
Salam persahabatan,
di sukamantri kang?aya yayasan alfalah nya kang disukamantri teh?meriah pisan acara na,seru aya drumband dan kosidahan,sukses trus buat kota sukabumi tercinta…:)
Sumuhun, aya Teh. Eta peserta lomba qasidah nomer 4, dina foto nu panghandapna, ibu-ibu ti yayasan Alfalah. Geuning uninga yayasan Alfalah, Teh?
Salam,
Assalaamu’alaikum wr.wb, mas Titik Asa…
Sungguh meriah sekali acara sambutan HUT ke 69 di sana. banyak acara bermanfaat yang mengajak seluruh rakyat Desa Sukamantri untuk berpartisipasi dalam banyak acara dan karnaval yang tentunya tidak mampu diatasi kemacetannya apabila semuanya keluar untuk memeriahkan suasana sambutan merdeka itu. Mungkin bisa dimaklumkan jalan-jalan yang akan ditutup untuk acara berlangsung seperti yang biasa berlaku di Malaysia. maka, masalah macet dapat diatasi.
Salam hormat dan sukses dari Sarikei, Sarawak. 🙂
Wa’alaikum salam wr.wb, mbak Fatimah,
Beginilah kemeriahan saat karnaval ini berlangsung mbak. Memang salah satu akibatnya adalah kemacetan yang terjadi pada jalan raya utama. Tahun-tahun depan mungkin ini menjadi semacam pemikiran untuk koordinator karnaval ini agar tidak menyebabkan kemacetan. Salah satunya mungkin dengan mengubah rute lintasan karnaval.
Terima kasih atas masukan nya mbak Fatimah.
Salam persahabatan dari saya di Sukabumi,
acaranya sungguh meriah kang, jadi iri 😥
tempat saya malah udah 2 tahoen terakhir ‘off’ dari acara karnaval kang.
Iya Kang, cukup meriah secara acara ini diadakan atas dasar swadaya dan keperdulian masyarakat atas perayaan hari Kemerdekaan.
Moga tahun depan karnaval di tempat Kang Jum bisa dihidupkan kembali ya…
Salam,