Tulisan ini hanya sekedar menggambarkan bahwa masih banyak keindahan yang berada tak jauh dari kehidupan sehari-hari kita. Tak perlu pergi jauh-jauh, cukup mengangkat kaki beberapa langkah saja dan keindahan alampun sudah terhampar dihadapan.
Keadaan yang saya gambarkan diatas setidaknya berlaku bagi saya yang, katakanlah, hidup dimanjakan oleh alam yang masih asri dan hijau. Walau saya tidak tahu sampai kapan keadaan asri dan hijau itu akan bertahan, setidaknya saat ini saya mencoba mengabadikannya. Sekian puluh tahun kedepan barangkali bisa menjadi kenangan akan masa lalu yang pernah terjadi di lingkungan ini.
***
Dalam posting ini, saya akan menunjukkan dua desa yang saya abadikan keindahannya lewat kamera saku saya. Yang pertama adalah keindahan alam di Desa Sukamantri, yang kebetulan keluarga saya tinggal di desa ini sekarang. Yang kedua adalah desa Batununggal, Cibadak, yang tak begitu jauh dari tempat saya tinggal.
Ini hanya rintisan rangkaian tulisan saya tentang keindahan alam pedesaan di Sukabumi. Saya berencana mengabadikan keindahan alam desa-desa lainnya di kawasan Sukabumi yang akan saya sampaikan pada tulisan-tulisan saya berikutnya. Semoga saja apa yang saya rencanakan tersebut dapat terlaksana.
Desa Sukamantri, Cisaat
Sejak tahun 2008 saya tinggal di Desa Sukamantri, Cisaat. Entah mengapa saya berjodoh dengan rumah tua yang berada di tengah-tengah gang di desa ini. Merasakan kembali hidup bertetangga dengan akrab setelah sekian tahun tinggal di satu perumahan di kawasan Bekasi, memberi sedikit perubahan juga kepada pola hidup keluarga saya. Syukurlah semua berjalan dengan baik dan mulus.
Beberapa meter berjalan kaki kearah selatan dari rumah saya, akan ditemukan pemandangan alam yang indah. Pemandangan alam yang menghijau ini didominasi oleh hamparan sawah yang luas. Jalan kaki pagi menelusuri pematang sawah sungguh nyaman dilakukan saat pagi hari. Memandang keindahan dan menghirup udara yang masih sejuk dan segar tentunya berefek positif bagi kesehatan lahir dan bathin.
Sekumpulan rumah-rumah penduduk berada ditengah pesawahan. Saya membayangkan betapa nyaman dan sejuk tinggal di rumah-rumah itu. Namun, memandang rumah kecil yang terpencil dan berada ditengah persawahan sangat menarik keinginan saya untuk, kalau mungkin, numpang menginap disana…
Ini foto rumah kecil ditengah persawahan dari dekat, yang bikin saya ingin numpang menginap barang satu malam saja disana…
Beberapa rumah tampak seperti rumah-rumah yang baru dibangun. Mungkin lama-kelamaan pesawahan ini akan terdesak oleh rumah-rumah yang kian bertumbuh seperti yang terjadi di berbagai kawasan lainnya? Ah, entahlah…
Demikian sekelumit keindahan alam desa Sukamantri yang sering saya nikmati Sabtu pagi atau Minggu pagi ketika saya berakhir pekan di Sukabumi.
Desa Batununggal, Cibadak
Desa Batununggal tak jauh letaknya dari tempat saya tinggal. Hanya beberapa menit saja dengan naik angkutan kota menuju Cibadak. Desa Batununggal ini bolehlah dikatakan berada di kaki gunung Walat. Suasana yang tidak jauh berbeda dengan suasana di desa Sukamantri ditemui juga disini.
Alam desa yang didominasi oleh pesawahan yang menghijau dapat kita saksikan disini. Hanya bila menatap kearah gunung Walat dapat dilihat dari kejauhan rumah-rumah yang mulai tumbuh berjejer disana. Kalau dilihat dari foto, sekilas bagai keadaan di sekitar Puncak di awal-awal kawasan itu mulai ramai.
Sungai yang mengalir yang membelah desa Batununggal masih deras airnya. Memang air sungai ini kini sudah tak lagi bening, jadi kini hanya digunakan oleh penduduk setempat untuk kegiatan mencuci pakaian saja. Keadaan yang kontras dengan sebagian area perkampungan yang mulai padat. Rumah-rumah yang berjejer di kiri kanan gang yang membelah perkampungan.
Dari ketinggian desa Bantununggal ini, kita dapat menyaksikan keindahan hamparan alam dibawah sana dan perkampungan yang tersembunyi dibalik rindang hijau pepohonan.
Kurang lebih itu sebagian keindahan desa Batununggal yang sempat saya abadikan saat saya mengunjunginya minggu kemarin.
***
Alam yang masih hijau tetap dirindukan. Telah banyak perubahan-perubahan dan juga kerusakan-kerusakan yang terjadi pada alam kita yang dahulunya hijau. Hal ini terjadi baik itu karena desakan pembangunan perkotaan maupun berbagai industri yang semakin tumbuh atau bahkan pembangunan perumahan-perumahan baru.
Barangkali puluhan tahun kedepan kita hanya dapat menatap foto-foto keindahan alam di masa lalu saja, bila tidak sesegera mungkin kita bertindak dengan berbagai kegiatan postitf untuk memelihara lingkungan dan melakukan gerakan-gerakan pencegahan sedini mingkin.
Bekasi, 17 Juni 2014
hadeeehhh…. ngiri deh. ini yang enak dipandang 🙂 adem, sejuk, damai 🙂
Iya Mbak, masih sejuk, asri dan hijau di kedua desa ini…
Salam,
memang suasana pedesaan masih begitu alami dan mata akan banyak melihat alam yg indah, makanya sy juga punya rumah di desa di naggela Kuningan agar selalu bisa melihat alam yg indah jauh dari keramaian
Betul sekali, mbak. Suasana desa yang masih alami dikelilingi alam yg indah kerap kita rindukan.
Bagaimana keadaan di Nanggela, Kuningan mbak? Mungkin mirip dengan dgn desa di sukabumi ini ya?
Salam,
temenku juga tinggal di sukabumi cibadak, tapi kita belum sempet maen ke rumahnya 😦
Wah, kapan-kapan mesti berkunjung ke rumah temannya itu. Mungkin tak jauh dari desa Batununggal ini letak rumahnya…
Salam,
foto-fotonya bikin sejuk mata..hijau nan asri…pemandangan yang sudah jarang ditemukan di kota kota besar…….keindahan itu memang ada dimana-mana ya…termasuk di sekitar kita…meskipun terkadang kita tak menyadarinya….
keep happy blogging always,,,salam dari Makassar 🙂
Betul apa yang Mas Har bilang, keindahan ada disekitar kita dan justru kadang kita memang tak menyadarinya.
Terima kasih atas kkomentarnya Mas.
Salam,
Saya senang sekali bisa melihat foto-foto sawah. Membayangkan betapa menyenangkan dan segarnya udara yang kita hirup setiap hari..
Masih segar udara di kedua desa ini, mbak. Kesegaran yang entah akan bertahan hingga berapa lama lagi. Saya kuatir dgn efek pembangunan perumahan-perumahan yang akan merambah ke area ini.
Tentu suasana di desa-desa di Bali sana sangat menyegarkan juga ya mbak?
Salam,
Assalaamu’alaikum wr.wb, mas Titik Asa…
Pemandangan sangat indah dari desa yang masih terjaga kehijauan dan keasriannya. Saya jadi cemburu kerana pemandangan ini tidak lagi saya temui di kampung saya terutama sawah padi terbentang luas mata memandang. Masa berlalu dan mengubah segala yang pernah saya nikmati. Kini saya jarang menemui sawah padi terbentang begini luas, air mengalir lesu di parit dalam yan didiami ikan toman dan sebagainya.
Memaparkan keindahan alam tidak pernah menjemukan walau hanya dari ketikan foto. Ia tetap menyentuh jiwa untuk menikmatinya. Mudahan terjaga kehijauan alam sekitar untuk anak-anak generasi baru di masa depan.
Salam takzim dari Sarikei, Sarawak. 🙂
Wa’alaikum salam wr.wb, mbak Fatimah,
Ah sayang sekali ya di kampung mbak sudah tidak lagi ditemui sawah dengan padinya yang menghijau.
Disekitar tempat tinggal saya ini masih ada pemandangan indah ini. Namun perlahan mulai tergantikan juga dengan pembangunan rumah-rumah dan bahkan pabrik-pabrik.
Kadang saya berpikir, sampai kapan akan bertahan pemandangan indah seperti ini…
Salam persahabatan selalu,
Jadi ingat kampung halaman. Semoga masih bisa bertemu lebaran dan berkunjung ke sana. Pemandangan sawah yang selalu membuat rindu terutama bagi saya dan orang-orang yang sudah sumpek dengan kesemrawutan perkotaan. 😀
Semoga lebaran ini jadi berkunjung ke kampung halamannya. Dan disana memperoleh kesegaran atas pemandangan hijaunya pesawahan.
Salam,