Sudah lama saya tidak mengunjung Lapang Merdeka, Sukabumi. Terus terang belakangan ini Lapang Merdeka sudah tak lagi menjadi tujuan saya untuk kegiatan gerak badan, seandai hari Minggu saya sedang di Sukabumi.
Hiruk pikuk, kesemrawutan, penuh sesak manusia sungguh tidak membuat saya nyaman. Dalam memori saya seakan tertanam bahwa Lapang Merdeka bukanlah tempat gerak badan pagi, namun tempat jajan makanan pagi-pagi dan tempat belanja berbagai keperluan sehari-hari. Hal ini pernah saya tuliskan pada posting di blog ini tertanggal 10 Februari 2013, mengenai kondisi Lapang Merdeka saat itu. Sila cek disini.
Minggu, 25 Mei 2014 kemarin, saya mengunjungi kembali Lapang Merdeka. Saya sempat terkejut. Rupanya telah terjadi perubahan besar disana…
***
Minggu pagi kemarin, tidak seperti biasanya, terlihat sepi di sekitar Lapang Merdeka. Pintu utamanya yang berpagar besi cukup tinggi malah dikunci. Sedangkan pintu satunya lagi yang tak berpagar, ditutup dengan rambu lalu-lintas kendaraan tidak diperbolehkan masuk. Saya memasuki area Lapang Merdeka melalui jalan bertangga di samping pintu tersebut.
Memasuki area Lapang Merdeka saya benar-benar dapat menatap lapang yang luas dengan rerumputannya yang hijau. Kini, tidak ada lagi pedagang-pedagang disini. Lapang hanya berisi orang-orang yang sedang giat berolah raga pagi. Sebagian orang lagi ada yang duduk-duduk di tempat duduk tembok yang melingkar dan bertahap di bagian utara Lapang Merdeka.
Saya baru sadar kalau Lapang Merdeka kini telah berubah namanya. Nama lengkapnya menjadi Taman Kota Lapang Merdeka. Ada penambahan kalimat Taman Kota disana. Saya sempat berpikir, apa makna dibalik penambahan kalimat itu sebenarnya. Saya tidak berani menebak-nebak. Semoga ia merupakan suatu konsep pengembangan Lapang Merdeka kedepannya yang ditujukan bagi kemaslahatan masyarakat luas.
Dari jauh saya saksikan anggota masyarakat yang sedang melakukan gerakan-gerakan senam. Senam massal yang diiringi musik yang riang dengan dipandu oleh pesenam yang berdiri di podium. Suasana senam yang asyik, yang mengingatkan saya pada kondisi Lapang Merdeka saat saya duduk di bangku SMP, saat kondisi Lapang Merdeka seperti ini, saat sebelum Lapang Merdeka dipenuhi oleh pedagang-pedagang.
Sebagian anggota masyarakat melakukan gerak badannya sendiri tanpa mengikuti senam yang diarahkan oleh pesenam dari podium itu. Banyak yang mengelilingi lintasan yang berupa jalan beraspal yang melingkari Lapang Merdeka. Sebagian dengan berjalan cepat, sebagian dengan berlari.
Sungguh mengasyikan melintasi jalan melingkar ini. Jalan lintasan ini kini terasa lapang. Terasa nyaman dan menyegarkan saat melintasinya. Saya melihat juga anak-anak yang demikian riang bermain perosotan dibidang tembok yang menurun. Menyaksikan ini lantas mengingatkan saya pada masa kecil yang indah. Ah, siapa yang memungkiri hal itu tentunya…
Bila terasa letih setelah bergerak badan, dengan nyaman pula kita bisa beristirahat sejenak. Bisa duduk-duduk ditengah lapang yang luas, ataupun di tempat duduk tembok yang melingkar dan bertahap yang ada di bagian utara Lapang Merdeka atau di bangku-bangku berwarna biru di bagian selatan. Bangku-bangku berwarna biru ini sepertinya baru beberapa minggu ini dipasang disana.
Tentu saja tempat duduk dan bangku-bangku itu tempat yang nyaman untuk kita menunggu anggota keluarga kita yang sedang melakukan gerak badan. Atau menanti pujaan hati disana. Siapa tahu?
***
Upaya yang telah dilakukan pemerintah daerah untuk mengembalikan fungsi Lapang Merdeka ke fungsi semula sebagai area fasilitas umum, diantaranya untuk bergerak badan pada hari Minggu pagi, patut diacungi jempol. Memang kini ada dampak dari kebijakan ini yaitu bertambahnya kemacetan di Jalan Jalur Lingkar Selatan Sukabumi. Kemacetan yang diakibatkan oleh, konon, dialokasikannya pedagang-pedagang yang sebelumnya berjualan di Lapang Merdeka ke jalan tersebut.
Tapi begitulah. Tidak ada solusi total atas suatu permasalahan. Selalu timbul masalah baru. Hal yang wajar dan malah baik, menurut saya. Karena hal ini memberi peluang bagi pemerintah daerah setempat untuk terus berpikir. Berpikir untuk terus menciptakan kebijakan-kebijakan bagi kemaslahatan masyarakat setempat.
Lapang Merdeka telah kembali. Mari kembali kunjungi lagi setiap Minggu pagi…
Sukabumi, 27 Mei 2014
Lapangan tempat nongkrong jaman masih pelajar SMEA Negeri th 73 dimana teman-temanku sekarang..aku rindu kalian…