Hari Selasa, 15 Oktober 2013 ini bertepatan dengan Hari Raya Idul Adha 1434 H. Hari raya yang merupakan hari libur nasional. Hari yang tepat untuk berkumpul bersama keluarga dan juga saling mengunjungi antar kerabat dekat merupakan kegiatan yang biasa dilakukan pada hari ini.
Beberapa saat seusai melaksanakan shalat I’ed, saya bersama keluarga mengunjungi rumah Abah di Sukabumi. Jarak hanya sekitar 5 km dari rumah saya tinggal, tidak terlalu jauh.
Kira-kira jam 9.30 saya menginjakan kaki di Sukabumi kota. Saya pribadi sungguh takjub dengan keadaan Sukabumi yang demikian hening. Jalan-jalan raya yang pada hari biasa sibuk, dipenuhi berbagai kendaraan dan orang-orang yang lalu lalang, tampak lengang. Saya membayangkan keadaan sepi begini bagaikan Sukabumi di tahun 1970-an, saat saya masih kecil.
Mari saya tunjukkan betapa sepinya Sukabumi pada hari Selasa kemarin…
***
Di hari-hari biasa, apalagi hari Minggu, kawasan Jln RE. Martadinata, depan toserba Yogya ini sangat ramai. Jalan dua arah ini akan dipenuhi oleh kendaraan angkutan kota yang biasa memperlambat kecepatannya disini atau bahkan ngetem sejenak untuk mencari penumpang, menambah semrawut area ini. Pagi ini saya hanya melihat beberapa angkot saja disini. Dan, orang-orang yang biasanya banyak disini, hampir tidak ada…
Dari depan toserba Yogya ini, pandangan saya layangkan ke arah Lapang Merdeka. Tak jauh berbeda. Jalan lengang nampak demikian luas. Terhampar hanya ditempati satu-dua kendaraan…
Pusat keramaian Sukabumi kota boleh jadi adalah di Jln A. Yani. Kemacetan biasa terjadi di ruas jalan yang berada di depan Mayofield Mall dan Sukabumi Shopping Centre. Dibawah ini adalah foto di Jln A. Yani, memandang ke arah Mall dan Sukabumi Shopping Centre. Sangat sepi. Keadaan yang tidak mungkin terjadi pada jam yang sama di hari-hari biasa.
Ketika pandangan saya dialihkan menuju kearah Alun-alun, keadaan ini tidak jauh berbeda. Jalanan yang lengang tetap dominan. Di sudut kiri jalan saya hanya melihat beberapa becak yang nongkrong bersama akang-akang penarik beca-nya yang setia menanti penumpang yang akan menggunakan jasanya.
***
Saya pribadi menggambarkan kota Sukabumi yang sepi ini sebagai keadaan yang indah. Mungkin saya terlalu terbawa oleh kenangan akan keadaan sepi ini puluhan tahun lalu. Keadaan yang tetap akan selalu saya rindukan mengingat keseharian disekitar lokasi-lokasi ini yang demikian padat kendaraan dan banyaknya orang-orang yang lalu lalang. Keadaan yang menurut saya pribadi menuntut pengaturan yang lebih serius lagi agar kepadatan lalu-lintas tidak terkesan menjadi semrawut dan mengganggu kenyamanan.
Sukabumi, 16 Oktober 2013
Ini mungkin karena sanak sodara juga lagi sibuk bersilaturrahmi ya. dhe. pantesan sepi. Tapi syukur deh bikin mata gak capek.lihat orang yang lalu lalang dan bau emisinya sedikit berkurang ^_^
Kalau disuruh memilih, saya cenderung suka tempat yang jauh dari keramaian. Melihat orang yang lalu lalang seperti di alun-alun saja,bikin gerah, Apalagi kalau ada angkot2 ngetem seenaknya sendiri.
Btw potonya makin hari makin keren 😀 . salam
Betul Mas, orang2 masih pada sibuk bersilaturahmi dg keluarganya. Jadi sepi begini keadaan di tempat keramaian.
Tentang foto, ah cuma ngoprek dan jepret-jepret pake kamera hp saja Mas…
Salam,
Serasa tercium aroma segar tanpa polusi udara, suara klakson, suara orang maki-maki orang lainnya karena rebutan jalan, dll. Damai sekali ya.
Ah iya Mas, rasanya damai sekali melihat keadaan kota Sukabumi seperti begini. Hari-hari biasa, apalagi hari libur, macetnya sudah sangat bikin gak nyaman.
Salam,
Kalau sepi gitu kan nyaman, terasa damai.
Sepakat Mas, damai rasanya…
Salam,
tempatnya bersih ya mas, terlihat dr Foto fotonya 🙂
memang beda ya Saat hari Raya sama enggak, skrg pasti sdh rame lagi ya mas di sana ? 😛
Cukup bersih keadaan disana, mbak,
Kalo sekarang, sudah ramai lagi. Sepi berganti dengan macet dan semrawut, Ah, mestinya saya ambil foto saat hari biasa yg biasa ramai, macet dan semrawut di lokasi tersebut ya. Jadi bisa dibandingkan perbedaannya…
Salam,
Dalam foto terakhir (yang arah alun-alun sebelah kanan) ada rumah makan padang tempatnya masuk kedalam, tempat favorit akang tuh namanya rumah makan padang saraso, boleh dicoba (maaf iklan, eh tapi masih ada nggak ya???? )
Akang pernah ke Sukabumi rupanya. Rumah makan padang yg dimaksud sepertinya masih ada deh Kang. Kalo tempatnya masuk ke dalam, itu mungkin sekitar Capitol…
Salam,
Akang juga sedikit lupa sih tempatnya, yg diingat cuma nama rumah makan padang SARASO 🙂
Saya catat nama rumah makan padang ini Kang.
Penasaran nih, Nanti kalau pulang ke Sukabumi saya telusuri deh…
Salam,
Hehehheh…..aya toserba Yogya, dipengkerna gang ajid..meni waasnya
Sumuhun Kang, tos rame di sekitaran Gang Ajid ayeuna mah. Malah sering macet oge. Atuda Gang Ajid aya diantara toserba Yogja sareng supermarket Giant. Padahal kapungkurmah, nalika abdi alit keneh, ieu teh jalan anu nyaman. Seuseurna nu hilir mudik di sekitaran ieu teh barudak sakola, anu sakolana aya di di Jln Ir H. Juanda. Aya sababaraha sakola di area eta…
Salam,
Assalaamualaikum sampurasun…,.hatur nuhun kahaturkeun…poto2 nya membuat sy menghela nafas panjang….asa leuleus…aya sedih….suka….dlll…..semata krn secara tiba2….hati dan pikiran saya….di paksa larut…. ke sukabumi…kota indah…lemah cai kuring…tumpah darah kuring……sakali deui hatur nuhun kang….sy tetap follow blog akang sbg penhobat rindu…..waas katineung…. wassalami
Kang kuring peryogi photo hotel Merdeka sareng markas KAPPI anu dianggo CPM. Kanggo ngalengkepan kotretan sim kuring anu teu acan rengse. “Kenangan indah thn. 1966.ketika kami mapag KAMI&KAPPi Jakarta di depan hotel Merdeka menyisakan kenangan yang susah dilupakan.”
Kang kuring peryogi photo bubur odeon tempo dulu kanggo kenangan jadul