Belakangan ini saya mengalami hal yang sungguh tak terpikirkan akan menimpa diri saya. Hal yang dahulu menjadi semacam hobi. Hal yang dahulu menjadi semacam teman setia, kapanpun dan dimanapun. Hal yang dahulu pernah pula menjadi ciri diri saya sebagai seorang “kutu buku”.
Belakangan ini saya merasakan tidak ada lagi gairah saya untuk membaca, mempelajari dan memahami kandungan dari isi buku. Entahlah, kenapa…
***
Hal ini saya tuliskan siang ini saat saya benahi kamar kost-an saya. Saya baru tersadar kalau sedikitnya ada lima buah buku yang boleh dikatakan belum tersentuh. Yang saya maksud belum tersentuh itu paling top saya hanya membaca sepuluh halaman saja. Kemudian, dilipat kertas ujung halamannya sebagai penanda halaman. Bukunya ditutup, kemudian ditumpuk di rak buku. Tragis kan..
Lima buah buku yang belum saya baca tuntas itu boleh dikatakan mewakili tema-tema bacaan yang pernah saya sukai.
Yang pertama, buku yang bertema manajemen. Buku ini dihadiahkan kepada saya dari salah seorang atasan di pabrik tempat saya kerja. Beliau ini teman diskusi yang enak terutama berkenaan dengan manajemen operasional. Beliau pernah memberikan tanggapan positif terhadap salah satu tulisan yang saya posting di blog ini. Tulisan berjudul Tentang Belajar. Sila di cek melalui link ini.
Buku yang beliau hadiahkan ini berjudul Pembelajaran. Buku yang disusun oleh Ekuslie Goestiandi dan Yusi Pareanom. Buku yang menjadi semacam dokumentasi terlengkap tentang pengalaman, pemikiran dan pembelajaran T.P. Rachmat yang pernah menjabat Presiden Komisaris Astra International (2002-2005). Sebenarnya, ini buku yang menarik untuk ditelaah dan didalami kandungannya. Tapi kenyataannya, ya itu, saya baru membaca bab pendahuluannya saja…

Buku yang kedua, buku-buku bertema sastra. Ada tiga buku yang masih tergeletak. Satu buku karya Paulo Coelho berjudul The Alchemist. Dua buku lagi, buku karya Pramoedya Ananta Toer yang berjudul Perburuan dan Cerita Calon Arang. The Alchemist pernah saya baca beberapa halamannya. Sebaliknya, karya Pramoedya, sama sekali belum pernah saya baca. Aneh, padahal saya pernah jatuh cinta pada bukunya yang berjudul Bumi Manusia yang terkenal itu.

Buku yang ketiga, ini semacam buku serba-serbi saja. Tema-tema yang menarik, setidaknya demikian saat menatapnya di toko buku. Kepincut, dibeli dan kemudian ditumpuk. Saya menyerah di bab pendahuluan. Ini buku yang saya maksudkan…

***
Banyak media yang kini hadir di depan kita, penuh dengan informasi, penuh text dan warna-warni media yang mempesona. On-line news melalui situs-situs yang memberikan kemudahan untuk kita akses dan baca. Ini yang belakangan ini lebih mempesona bagi saya untuk dibaca. Mungkin ini pula yang membuat saya begitu “melupakan” buku yang dahulu pernah menjadi teman setia saya. Mungkin…
Bagaimana minat membaca buku sahabat blogger saat ini? Saya nantikan share-nya tentang bagaimana cara menumbuhkan kembali gairah membaca atau bagaimana cara memelihara gairah membaca agar tetap berkobar?
Bekasi, 21 Juli 2013
Wuih, ternyata selera bacaannya tak jauh beda dengan saya: sastra, manajemen, musik. Sip, deh. Ngomong perihal mengembalikan gairah membaca, cara yg saya lakukan spt yg saya tulis dlm Smartphone Stupid User di blog saya. 😉
Salam persahablogan,
@wkf2010
Wah, demikiankah Mas? Jadi kangen nih, kapan-kapan sayah berkunjung ke tempat yg selalu dibicarakan di twitter sbg #kandangkambing itu. Ngobrol sambil menikmati kopi panas, nampaknya akan seru.
Terimakasih kunjungan dan komennya Mas,
Salam dari jauh,
Saya setuju. Smartphone, tablet dll yg semakin memudahkan membaca informasi turut mempengaruhi penurunan semangat membaca. Selamat membaca deh kang.
Sepertinya serbuan smartphone, gadget, tablet memberi kemudahan kita dalam hal membaca. Berbagai e-book bahkan sudah tersedia dg free. Buku secara fisik akhirnya terabaikan, seperti kasus yg saya alami ini…
Nuhun Kang komennya.
Salam persahabatan selalu,
Cerita Calon Arang dan The Alchemist sudah saya baca.. boleh pinjem yang Perburuan Pak? hehe..
biasanya minat baca hilang mungkin karena merasa bosan dengan isi bukunya. atau susah untuk memahami isinya.
fokuskan dulu saja mana yang mau dibaca dan tidak mudah tergoda untuk membaca yang lainnya 😀
dan anggaplah membaca itu sudah menjadi kebutuhan..
*saya malah lagi nungguin THR buat belanja buku inceran nih
buku incerannya apa nih mba? kasih bocoran dong. sapa tahu jadi minat.
Mas Ryan rupanya penasaran nih. Iya, sama, saya juga penasaran buku apa ya yg sedang diincer mba ‘Ne itu…
Salam,
Hahaha. Iya nih.
Perburuan belum baca ya mba? Saya juga…hehehe
Boleh juga nih tips-nya. Saya akan coba habiskan mengenani Jazz dulu saja. Menarik karena itu genre musik favorit saya dari dahulu hingga saat ini.
Moga THR-nya segera diterima. Dan buku incerannya segera termiliki. Nah, buku apakah gerangan?
Salam,
Jadi malu deh, saya termasuk saya satu orang yang mungkin sekarang lebih nyaman membaca melalui media elektronik 😀 .Buku-buku kini jadi penghias rak buku saja 😆 .
Ah nggak perlu malu mba. Rasanya banyak deh yg mengalami kasus seperti yg mba alami. Saya termasuk salah satunya.
Betul, akhirnya buku-buku kini jadi penghias rak buku dan rak buku yg berisi buku-buku yg tersusun rapih pun menjadi penghias ruangan…
Salam dari tanah air, mba…
hehehe, bukunya keren-keren 🙂 kalau aku, ada 2 buku lagi yang masih perawan. dibeli tapi masih tersampul plastik dan mojok aja di deretan bukuku yang lain. *sigh*
Wah mba ini bener-bener deh. Bener-bener itu 2 bukunya masih perawan sampai belum dibuka plastiknya begitu…
Saya mirip seperti itu. Kalo di toko buku entah kenapa suka kepincut sama satu buku. Dibeli dan akhirnya ditelantarkan sesampai di rumah…
Salam semangat membaca kembali…
iya, gatel gitu ya kalo nemu buku keren, apalagi kalo diskon
pasti nambah kalap buat dibeli. masalah bacanya kapan, itu dia…. +_+
itu buku-buku kalau bisa ngomong kayaknya bakalan teriak, “woy baca napa?” 😀
Gawat mba kalau buku bisa teriak seperti itu. Bakalan berisik nih kost-an saya…hehehe
Salam,
Gaorah baca saya juga berkurang semenjak masuk SMK… keliatannya selalu ada hal hal yang lebih penting untuk dilakukan selain membaca. Rasanya baca itu buang buang waktu aja. Pengen ngebangkitin minat baca kayak dulu, tapi gak tau caranya *curcol
Rupanya di SMK sedang sibuk-sibuknya belajar dan berbagai praktek ya? Ah pantas saja aktifitas membaca terabaikan.
Mungkin diwaktu senggang, bisa dicoba untuk kembali membaca. Memang perlu upaya keras untuk memulainya kembali seperti yang saat ini sedang saya coba untuk kembali giat membaca buku.
Salam,
Sebenarnya sih bukan sibuk, tapi minat yang teralihkan. Dulu saya gila baca, sekarang lebih cenderung ke menggambar dan desain grafis.
Selalu dicoba deh (y)
wah mas… kalau di lemari buku saya sih lebih banyak yang belum saya sentuh mas. lebih sering beli buku daripada menyelesaikan bacanya. ditambah lagi ada beberapa teman dan temannya mama yang suka kasih buku (karena dengar saya ingin buka perpus).
kalau saya… selalu bawa buku yang ingin saya baca di tas. pas nanti lagi bengong di satu tempat atau perjalanan pulang, saya keluarkan bukunya deh. susahnya kalau baca buku yang bikin terenyuh, bisa nangis beneran pas saya baca. malu kan.
dan baca itu tergantung mood mas. kalau saya lagi sedih, saya suka bawa yang lucu-lucu. hehehe
Mantap nih Mas, semoga perpustakaannya segera terwujud.
Boleh juga nih tips nya yang selalu membawa buku di tas. Jadi pas sbg pengisi bengong saat diperjalanan ya…
Salam,
Amin mas. Hehehe
Beban pekerjaan menurunkan mood membaca. Paling tidak itu yang saya alami.
Begitu ya Mas pengalamannya. Sepertinya iya, mengingat di pekerjaan kita sudah dijejali dengan dokumen-dokumen penting yang harus dibaca. Keluar dari jam kerja, kita membutuhkan sesuatu yg lain selain membaca tentunya…
Salam,
Betul. Hampir setiap minggu ke gramedia beli buku. Namun buku yg dibeli selalu gak selesai dibaca
Terus terang, ada masa kala saya seperti Mas. Tiap minggu ke Gramedia dan membeli satu dua buku menarik. Masa itu berakhir di 98. Saat krismon menerpa negeri ini. Setelah masa itu, paling hanya sebulan sekali saya ke Gramedia. *lah ini jadi semacam curhat* *maaf*
Salam,
lempar sini boleh kang yang ‘perburuan’ hihi 😛
Belum baca Perburuan ya?
Saya kenal Pram cuma lewat Bumi Manusia. Novel yg sangat menarik. Tapi kelanjutannya hanya dibeli dan belum sempat baca juga…
Salam,
kalo novel sih lebih cepat bacanya (walaupun tetap aja masih banyaaaaak yang belum kebaca) ketimbang non-fiksi. Ada yang bertahun-tahun masih belum kelar juga dibaca. Nggak ada niat tepatnya. Hehehe
Betull sih, novel lebih menarik untuk dibaca sbg pengisi waktu senggang ketimbang yg non-fiksi. Tapi tetap saja, kalau gairah membacanya sedang down, seperti yg saya alami saat ini, novel-pun hanya tuntas halaman-halaman depannya saja…
Salam,