Jalan-jalan pagi, menyusuri sudut-sudut kota Sukabumi, tetap menjadi aktifitas favorit saya di setiap Minggu pagi. Entah sudah berapa tahun saya melakukan kegiatan ini dan entah pula berapa banyak langkah yang telah saya ayunkan. Yang jelas satu hal, saya belum merasa bosan dengan rutinitas di setiap Minggu pagi.
Segala sesuatu ada pasangannya. Demikian juga dengan jalan-jalan pagi. Bagi saya pasangan dari jalan-jalan pagi ini mungkin jajanan pagi. Jajanan yang akhirnya berubah menjadi semacam sarapan pagi di luar rumah.
Biasanya jajan pagi saya selalu terpaku sama bubur ayam. Pagi ini ingin menikmati jajanan yang beda. Apa ya yang pantas dicoba?
Akhirnya saya menemukan jajanan yang pantas dicoba ini. Saya menemukan pedagangnya yang sudah bersibuk mempersiapkan makanan jualannya. Pedagang ini nongkrong di perapatan Jln. Ir. H. Juanda. Perapatan yang biasa ramai setiap pagi dengan anak-anak sekolah karena beberapa sekolah top Sukabumi memang terletak di Jln Ir H Juanda ini.

Jajanan yang hendak saya coba pagi ini bernama keren. Namanya Martabak Mini Jepang. Kalau martabak saya sudah kenal, tapi ini koq diberi nama Martabak Mini Jepang. Bikin penasaran saja. Tempat jualannya tampak masih sepi pengunjung di pagi ini. Mungkin karena masih kepagian atau juga yang pasti hari ini tidak ada anak-anak sekolah yang biasa mengerubutinya setiap pagi.
Saya mendekati penjualnya. Saya baru faham maksud kata “mini” tersebut. Ya, memang martabak ini berukuran kecil. Diameternya mungkin hanya sekitar 12 cm saja. Pantas saja disebut mini. Tapi saya tidak mendapatkan jawaban, kenapa ada kata “Jepang” disana. Apa mungkin sang pencipta nama ini menganggap orang Jepang itu suka yang kecil-kecil atau ciptaan orang Jepang itu barang yang kecil-kecil. Bahkan si akang yang jualanpun hanya cengir saja ketika saya tanya apa makna kata “Jepang” dalam martabaknya ini.
Martabak ini dibuat langsung di tempat. Saya lihat tersedia 8 cetakan bulat. 8 cetakan ini dibagi kedalam 2 kelompok dengan masing-masing terdiri dari 4 cetakan. Hmmm saya pikir, pintar juga si akang ini mengelola proses produksinya. Kalau dalam manajemen produksi 4 cetakan itu mungkin bisa disebut sebagai 1 lot produksi. Lot ini yang memang harus dibuat sekecil mungkin untuk memudahkan pengendalian proses produksi. Saya lihat si akang menjalankan proses pembuatan martabaknya per 4 buah. Demikian terus berulang.



Martabak Mini Jepang terdiri dari berbagai rasa. Mulai dari apa yang diistilahkan sebagai “original”, yaitu rasa yang kita kenal seperti umumnya martabat. Biasa dengan kacang dan taburan gula putih. Rasa lainnya sila dipilih sesuai dengan selera dan kesukaan. Ada rasa coklat, kacang dan keju. Yang lebih seru lagi setiap rasa ini ada variannya pula. Rasa keju mempunyai varian paling banyak. Misalnya ada keju pisang, keju coklat, keju kismis.
Tentang harga bagaimana? Saya pikir cukup reasonable. Harga ini rupanya tergantung rasa martabaknya. Sehingga harganya variatif mulai dari yang paling murah, Rp 2.000,- misalnya untuk rasa original, sampai yang paling mahal, Rp 4.000,- misalnya untuk rasa keju pisang coklat.
Jadi inilah jajanan saya di Minggu pagi ini. Jajanan yang cukup mengasyikan juga rupanya…
Sukabumi, 17 Februari 2013
Martabaknya sekilas kayak kue serabi dlm ukuran yg lbh besar ya mas 🙂
Hmmm..iya juga ya. Betul ukurannya lebih besar dari serabi mba…
Salam,
hehehe, favorit krucil nih…. emang agak jauh dari rumah, tapi rasanya enak dan adonannya tebal. harganya sama tuh 2000 yang biasa dan 4000 untuk 3 rasa. 🙂
Favorit krucil ya mba? Wah, sama dong harganya juga. Apa bermerk martabak min Jepang juga mba?
Salam,
judulnya “Martabak Mini Cibiru” hihihihi…
enak keknya martabaknya nh kang….di Pekanbaru keknya belom ada tu…menariknya dijajaki untuk dikembangkan di Pekanbaru…
Enak banget Mas. Harganya juga oke lah.
wah, boleh juga nih dijajaki di Pekanbaru…
Salam,
Kalau ditempat saya namanya “Terang Bulan”. Yang martabak dikenal pake telur. dadar, mungkin disini juga lain nama. Cuma perbedaan istilah ya abah? ^_^,
Orang sukabumi menyebutnya martabak manis. dengan taburan misis dan olesan keju. tidak mengubah rasa. Tetap enak juga ditempat saya
Baru tahu kalo disana namanya Terang Bulan. Sering nama berbeda tapi mengacu ke hal yg sama.
Tapi, betul, apapun namanya, martabak atau terang bulan ini tetap enak untuk dinikmati.
Salam,
asyik keknya nh pagi2 sarapan martabak…martabak serupa blom ada tu di Pekanbaru, menarik juga jika dikembangkan di Pekanbaru…
Boleh nih buka usaha martabak mini seperti ini di Pekanbaru ya Mas…
Salam,
Mirip2 surabi berarti ya kang?
Kalo lihat hijaunya memang mirip surabi. Cuma bedanya, kalau martabak diatas yang hijaunya ditabur berbagai “bumbu” yg diinginkan, misalnya coklat. Kalo surabi kan tidak diberi apa-apa hanya langsung dicelup kedalam cairan gula.
Salam,
Warna ijonya cantik ya. Kalo martabak manis yang gde-gede itu kayaknya jarang banget yang warnanya ijo. Jadi pengen nyobain…. 🙂
Warna ijo nya ini memang menawan ya. Boleh dicoba sekali-sekali. Dijamin tetap enak seperti martabak yg gede-gede itu…
Salam,
Wih di Bali ada ngga yah martabak begitu ?
Kalo yang tradisional di Bali ada yang ukurannya lebih kecil mirip surabi juga, diameter 3cm aja.. Namanya Laklak dimakan pake kelapa parut dan gula merah 😀
Nah nambah lagi perbendaharaan jenis makanan, laklak. Nama yg asing karena baru kali ini saya mendengarnya. Jadi penasaran ingin menikmati laklak ini…
Salam,
^^ kalau sudah coba di jamin ketagihan sekali..
mungkin sedikit info ttg Laklak seperti di tulisan ini http://anekakuebali.blogspot.com/2011/09/kue-laklak-2.html
Makasih link-nya. Serabi dalam bentuk yg kecil, pas disebut sebagai serabi imut.
Lihat fotonya, jadi ngiler nih…
Salam
wah..Sukabumi memang selalu ok kalau soal jajanannya. Tapi yang ini kok belum pernah nyoba ya..
Boleh di coba mba kalo kapan-kapan ke sukabumi lagi. Pedagangnya selain di perempatan jalan Ir H. Juanda ini ada juga yg nongkrong di sudut jalan PGRI, tidak jauh dari mall sukabumi.
Salam,
Warnanya hijau ya kang? mirip dengan wasabi, itu cocolan orang Jepang yg pedeees, mungkin namanya Jepang itu krn sama warnanya dgn Wasabi yg hijau.
Kirain martabaknya pedes hehehe
Tah, baru dapat clue. Mungkin iya nama Jepang itu terinspirasi dari warna hijaunya wasabi, kue Jepang yg Teteh maksud.
Tapi beda rasa ya, da martabak ieu mah araramis benten sareng wasabi nu lada…
Nuhun Teh info na ttg wasabi.
Salam,