Hujan dan Percobaan Banjir

Jumat pagi ini dibuka dengan kecerahan. Cerah warna langit. Cerah pula suara hati. Cerah langit ini mungkin menandakan hari ini akan berlalu tanpa hujan. Cerah hati, ya karena ini hari kerja terakhir menjelang libur yang panjang. Libur panjang karena baru hari Rabu minggu depan harus kembali ke rutinitas.

Tak disangka, langit mulai berubah gelap tadi siang. Ah, rupanya awan hitam mulai menyelimuti. Sepertinya akan segera turun hujan lebat. Semoga tidak terlalu lebat, demikian saya tetap berharap.

Sekitar jam tiga, hujan mulai turun. Rintik-rintik yang perlahan namun kian lama kian makin deras. Dan hujan demikian lebatpun akhirnya turun mengguyur. Rasanya ini hujan terlebat di bulan-bulan ini. Aliran deras air berwarna coklat mulai menggenangi sebagian besar jalan-jalan di luar pabrik. Lihatlah, begitu hebat air berwarna coklat ini menguasai segenap jalan dan setiap sudutnya tanpa terkecuali.

 

Saya pikir, hujan lebat sore ini boleh dianggap sebagai percobaan akan sistem penanggulangan banjir yang telah dibangun belakangan ini. Memang telah diperkirakan bahwa curah hujan tertinggi akan terjadi di bulan Februari tahun depan. Beberapa kustomer besar malah sempat datang untuk memverifikasi sistem ini. Tentu mereka khawatir terjadi banjir di bulan Februari nanti yang akan mengakibatkan pasokan ke pabrik mereka terganggu atau bahkan terhenti.

Hujan lebat, jalanan yang hampir merata tergenang air, cukuplah kiranya untuk kita memverifikasi ulang sistem penanggulangan banjir yang telah dibangun. Bekerja efektifkah sistem itu?

Hanya kasus sederhana yang terjadi di pabrik sore ini. Barangkali bagi yang daerahnya sering terkena banjir  ada baiknya segera meninjau ulang sistem penanggulangan bahaya banjirnya. Saya pikir tetap waspada hingga bulan Februari tak ada salahnya…

Bekasi, 21 Desember 2012

Iklan