@pidibaiq : Surayah, At-Twitter-nya Gila Banget…

Seneng banget waktu kemarin ketemu juga buku yang selama ini saya cari. Saya bilang sih ini buku “tergila” yang saya miliki belakangan ini. Buku yang tidak nunggu waktu lama untuk segera dilahap dituntaskan bacanya. Top priority banget. Buku apa sih?

Ini, buku karyanya sang “filsuf” dari Bandung. Pidi Baiq. Buku berjudul At-Twitter. Sub judulnya saja bikin nyengir. Pidi bilang : Google menjawab semuanya. Pidi Baiq menjawab semaunya. Hehehe…kegilaan mulai dibuka di cover buku ini…

pbaiq1Kenal tulisannya Pidi Baiq secara tak sengaja. Ini gara-gara anak saya beberapa waktu lalu menyodorkan buku Drunken Mama. Apaan ini? Novel? Bukan. Kumpulan cerita pendek? Ah iya juga. Penasaran waktu itu terutama karena melihat gambar-gambar kartunnya yang lucu. Akhirnya dibaca juga. Nyengir kuda selama hampir dua jam. Sumpah, lucu habis gaya Pidi Baiq menyampaikan ceritanya. Piawai mengemas keseharian menjadi parodi yang menggemaskan.

Saya pribadi belum pernah bertemu muka dengan yang namanya Pidi Baiq ini. Hanya sekedar berteman saja di twitter. Eh, apa Pidi Baiq nganggap saya teman ya? Hanya ge-er saya saja kali. Tapi bener, dengan senang hati (apa iya?) dia mem-follback follow saya ke akun twitter-nya. Rasanya sih jarang seleb (lah, bukannya “filsuf”?) yang demikian mudah mem-follback fans-nya.

Ini saya nulis jadi rada ketularan ngaco begini. Tadi bilang “gila”, terus bilang “filsuf”, lanjut bilang “seleb”, jadi bagaimana sosok seorang Pidi Baiq itu sebenarnya ya?

Coba telusuri At-Twitter-nya. Lewat twitt-twitt jawaban atas berbagai pertanyaan dari fans-nya, tak bisa saya pungkiri kalau dalam jiwa dan pikiran Pidi Baiq tercampur sifat tiga pribadi itu. Gila. Filsuf. Seleb. Wuih…

Kenapa buku ini diberi judul At-Twitter?

pbaiq2Perhatikan gaya filsufnya menjawab: “Buku ini aku beri nama At-Twitter, mudah-mudahan nama yang paling tepat untuk terdengar jadi seperti sebuah kitab. Tentunya kitab yang tidak suci, tetapi cocok untuk memprovokasi kenangan…Jleb. Dijawab seperti ini pasti tidak akan ada yang lanjut bertanya. Bukankah seorang filsuf terpatri nama dan keharumannya lewat kitab yang ditulisnya? Ini poin pertama kalau memang Pidi Baiq itu seorang filsuf.

Biasanya filsuf itu rendah hati. Ini semacam poin kedua. Ini kerendahan hati filsuf dari Bandung ini: “Aku gembira ketika orang tahu sesungguhnya aku hanya memberi jawaban, bukan solusi”. Rendah hati banget kan.

Twitt pertama di buku ini membuktikan kefilsufannya. Pidi bilang: “Kita tahu harus bilang apa dalam do’a sepagi ini. Ya, Allah, mudah-mudahan sederhana. Tetapkanlah pikiran kami selalu melangit. Dan, dengan hati yang terus membumi

Baik, sekarang kita coba lihat bagaimana kegilaan twitt-twittnya. Dimulai dengan twitt ini saja: “Dan mudah-mudahan twittanku tidak akan mengganggumu, tapi kalau ternyata mengganggu, berarti tujuanku kesampaian 🙂 “ Hehehe…boleh nyengir deh yang baca…

Kegilaan itu sebenarnya bisa dimulai dari tidak adanya pemikiran atau malah hasil suatu proses pemikiran yang dalam. Misal ketika ada yang bertanya, “Hujan itu apa, Yah?” Pidi menjawab: “Hasil hubungan baik antara langit dan bumi”. Ini jawaban asal ngejeplak atau hasil pemikiran yang dalam?

Bandingkan dengan twitt jawaban atas pertanyaan: “Kang, kenapa Indonesia gak maju-maju?” Pidi menjawab: “Karena negara berkembang, hanya bisa mengembang…

Contoh twitt gila lainnya begini: “Kepada Bapak Raden Haji Rhoma Irama, dengan segala kerendahan hati, aku mohon maaf, kalau malam ini aku begadang dengan tiada artinyaNgakak habis bacanya. Inget kan di salah satu lagunya, Rhoma bilang, begadang boleh saja asal ada artinya…

Nah itu beberapa twitt yang saya cuplik dari At-Twitter. Masih banyak twitt-twitt gila dibukunya. Tapi, jangan salah, banyak berserakan mutiara-mutiara juga dalam twitt-twittnya. Bukan isapan jempol, begitu kenyataan yang saya temukan disana. Coba deh baca twitt demi twittnya. Pasti setuju dengan pernyataan saya itu.

Seperti buku Pidi Baiq sebelumnya, buku inipun disisipi dengan kartun-kartun karyanya sendiri. Itulah salah satu ciri khas buku karya Pidi Baiq yang saya kenal.

Apapun pendapat orang mengenai buku ini, bagi saya buku ini “racun”. Buktinya saya tidak bisa tidur tadi malam sebelum tuntas melahap buku ini. Sungguh ini semacam begadang dengan tiada artinya…hehehe

Bagaimana pendapat anda mengenai At-Twitter ini?

Bekasi, 2 Desember 2012

25 respons untuk ‘@pidibaiq : Surayah, At-Twitter-nya Gila Banget…

Add yours

    1. Sama-sama…
      Oh ya, kenapa ya blog-nya? Saya klik nama Larasati diatas, koq muncul tulisan “namenalarasati.wordpress.com is no longer available”
      Blognya dihapus ya?
      Salam,

    1. Saya saja kenal tulisannya belum terlalu lama, mba. Malang-melintang Pidi Baiq di Bandung. Punya band juga. Namanya The Panasdalam…hehehe. Coba iseng baca bukunya, mba. Bikin nyengir…
      Iya, semoga orangnya baik, seperti namanya yg Baiq.
      Salam,.

  1. wah,buru2 cari di toko buku ini om…
    terkadang ada kalanya filsuf sepaket dg humoria biar mereka memberi jawaban tanpa menggurui *halah*

  2. Pidi Baiq aku kenal sejak tahun 1999, jaman masih ngampus 😛 kenalnya di komunitas komik. kaget ketika nemu akun twitternya dan dia menjadi sebijak ini (halah pisan). tapi ya itulah, kehidupan dan pengalaman membuat orang semakin bijak atau semakin bobrok. Alhamdulillah, Pidi Baiq termasuk yang beruntung menjadi bijak. *digaplok Pidi* mwahahaha 😀 dan udah lama gak ketemu dia. pasti gak inget! yakin! *nuduh* 😀

  3. katanya lebih asik lagi klo ikut “majlis taklim” nya surayah di bandung 😀 walo belum ketemu, drunkin-nya pernah baca lengkap + dulu rajin nyambangin blognya di multiply ^_^ – kitab yg pengen banget baca sih, yang isinya mirip bahasa qur’an gitu, judulnya apa ya lupa 😀

    1. Ada ya “majlis taklim”-nya surayah Kang? Penasaran juga nih. Saya hanya baca satu Drunken, dunken mama kalo gak salah. Belum ketemu buku2 lain karya Pidi Baiq, tapi kemarin gak tersedia di toko buku yg saya kunjungi itu.
      Salam,

  4. Waaah pasti bagus. Dari dulu saya pengen ngoleksi karyanya Pidi Baiq belum kesampean. Kadang uangnya gak cukup, tapi pas uangnya udah cukup… stok bukunya lagi kosong -__- Yah, sekarang harus cukup puas dengan twitter sang Surayah aja deh.

        1. Saya pernah baca tweet-nya Pidi Baiq yg nge-RT toko buku on line yg masih menyediakan buku-buku lamanya Pidi Baiq.
          Memang buku-bukunya tersebar di berbagai toko buku, tapi selalu tidak ada stok untuk buku-buku lamanya. Rasanya cuma At-Twitter yang sekarang masih tersedia diberbagai toko buku.
          Salam,

Tinggalkan Balasan ke niprita Batalkan balasan

Buat situs web atau blog di WordPress.com

Atas ↑