Antara Saweran dan Reuni Tanpa Rencana

Hari minggu ini ada acara khusus yang harus aku hadiri. Aku harus memenuhi undangan dari seorang teman. Teman saat aku sekolah di SMA.

Sebetulnya itu hanya undangan pernikahan saja. Lho, kenapa aku bilang ini acara khusus?

Disebut khusus, karena temanku itu akan menikahkan anak pertamanya. Nah kan sekalian belajar saja, besok lusa toh aku pasti akan menikahkan anakku juga. Dan lagi di undangan ini aku pasti akan bertemu dengan teman-teman lama. Itung-itung reuni saja. Reuni yang tanpa di rencanakan.

Benar saja, sejak memasuki halaman gedung tempat acara pernikahan ini berlangsung, sapaan dari beberapa teman lama telah menyambut. Hmm, sekian lama tak jumpa, banyak perubahan yang terjadi pada teman-temanku. Wow, rata-rata badannya sudah pada ‘melar’. Yang dulu waktu di sekolah rata-rata kurus, sekarang pada gemuk. Ah, moga itu tanda kemakmuran hidup teman-teman. Tapi satu hal yang pasti, seperti kata seorang teman, kita tambah tua…

Acara pernikahan ini dipandu dengan upacara adat sunda. Upacara adat ini biasa dilangsungkan setelah akad nikah selesai.

Upacara adat yang sudah pasti ada di tiap pernikahan sedikitnya ada dua, yaitu sungkeman dan saweran.

Sungkeman semacam sujud khidmat penuh hormat dari kedua mempelai kepada orang tua. Mohon restu agar kehidupan yang akan dijalani kedua mempelai setelah mereka resmi menjadi suami-istri mendapat kemudahan dan selalu berada dalam lindunganNYA. Saking khidmatnya upacara ini, maka banjir air mata merupakan hal yang lumrah.

Adapun saweran adalah upacara adat yang jauh berbeda dengan sungkeman. Dalam acara ini kedua mempelai ditempatkan diruang yang agak terbuka. Mereka dipayungi dari belakang dengan payung yang dihias.

Upacara saweran ini biasa dipandu oleh seorang juru kawih, yang biasanya berdiri tidak terlalu jauh dari hadapan kedua mempelai. Juru kawih inilah yang akan menyampaikan semcam kumpulan doa-doa dan harapan dari orang tua kepada kedua mempelai. Doa dan harapan ini disampaikan juru kawih dengan bahasa sunda yang puitis dan dalam bentuk tembang yang indah.

Setelah tembang sawer tuntas ditembangkan bait demi bait, ditebarkanlah berbagai benda-benda ke arah kedua mempelai dan ke undangan yang menyaksikan. Benda-benda itu bisa meliputi butiran beras sampai uang logam. Benda-benda itu simbol dari rezeki yang diharapkan akan juga bertabur di sepanjang kehidupan kedua mempelai nantinya. Benda-benda ini biasa jadi rebutan bagi hadirin. Maka, suasana yang khidmat penuh air mata pada acara sungkeman tergantikan dengan meriahnya acara saweran ini.

[Foto dibawah ini menunjukkan sang juru kawih yang sedang menyampaikan tembang sawer yang indah  dan foto kedua mempelai yang khidmat menyimak kata demi kata tembang sawer]

Setelah mengikuti acara demi acara, saatnya untuk bercengkrama melepas kangen dengan teman-teman lama.

Ya, bagi aku ini bukan sekedar undangan pernikahan biasa, tapi ini semacam reuni yang tidak direncanakan…

Sukabumi, 7 November 2010
[sent from my mobile phone]

Kedua Mempelai yang sedang mengikuti upacara saweran

Iklan

2 respons untuk ‘Antara Saweran dan Reuni Tanpa Rencana

Add yours

  1. Hai Bro. Wah seneng banget y bisa jmpa temen2 sma. Banyak perubahan pasti. Bukan hanya fisik. Satu hal yang terjadi Orang2 yang dulu tidak terlalu populer ternyata hidup menjadikan mereka menjadi orang2 yang cukup sukses. Apa kondisi ini bentuk dari perjuangan mereka untuk menebus segala rasa tidak puas yang dulu mungkin cukup mendominasi kelompok ini. Satu proses pembelajaran bahwa POPULARITAS belum bisa menjamin orang untuk sukses. Kecuali popolaritas itu diimbangi dengan kerja keras. Happy days y.

  2. Pertemuan dg teman2 lama setelah puluhan tahun selalu mendatangkan kebahagiaan, perasaan tidak percaya serasa mimpi dan juga membangkitkan memori atau kenangan kita semasa dulu, namun yg pasti bisa menyambung kembali tali silaturahmi sesama teman yg mungkin sempat terputus, krn seperti ada kata pepatah bahwa teman adalah salah satu harta kita yg gak akan pernah hilang atau habis. Semoga pertemuan anda dengan teman2 lama tidak terhenti hanya sampai disitu dan bisa mendatangkan hal2 positif yang bisa dikembangkan, Siapa tau…?

Sila tinggalkan komentar sahabat disini...

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

Buat situs web atau blog di WordPress.com

Atas ↑

%d blogger menyukai ini: