Kembali Menghijaukan Bumi

Warna hijau yang berkonotasi dengan alam yang sejuk dan damai sepertinya semakin kian dirindukan oleh sebagian warga yang tinggal diperkotaan. Pembangunan yang bergerak cepat sering akhirnya membabat kawasan-kawasan yang dahulunya hijau rimbun karena banyaknya pepohonan kini berubah menjadi hanya tembok dan bangunan tinggi yang terasa kian pongah.

Banyak contoh kesadaran-kesadaran kembali ke alam yang hijau, rindang dan damai ini di berbagai perkotaan. Pembangunan taman-taman kota, mungkin merupakan salah satu contoh inisiatif yang digerakkan oleh pihak pemerintah. Di berbagai perumahan dan pemukiman kerap gerakan kembali hijau ini diinisiasi oleh penduduk yang berada di sekitar kawasan tersebut.

Adakah hal diluar itu terjadi juga yang berkenaan dengan kesadaran kembali kepada alam yang hijau?

***

Seperti yang saya pernah tulis di beberapa posting saya di blog ini, kalau di Bekasi ini saya tinggal di kontrakan. Kalau digambarkan secara umum, kontrakan ini hanya berupa deretan kamar-kamar yang memanjang. Satu deretnya terdiri dari 13 kamar kontrakan. Ya, hanya bangunan dan tembok, tidak ada lagi tanah yang dapat diinjak disini. Begitu gersang terutama kalau saat musim kemarau tiba. Demikianlah keadaannya seperti yang pernah saya tulis di posting yang berjudul Kontrakan oh kontrakan di link ini.

Entah siapa yang memulai dan entah sejak kapan tepatnya, rasanya baru beberapa minggu belakangan saja, beberapa keluarga muda yang tinggal di kontrakan ini semacam berinisiatif untuk memberikan sentuhan warna hijau pada kontrakan ini. Gerakan ini semacam gerakan yang berjalan dengan sporadis saja, tiba-tiba beberapa pot sudah ada di teras depan sebagian kontrakan.

Hari Sabtu atau Minggu sering saya lihat mereka berbincang mengenai tanaman apa yang akan ditanam di pot-pot tersebut. Terus terang saya awam dalam hal ini. Jadi tidak tahu pohon-pohon atau bunga-bunga apa yang mereka tanam dalam pot itu. Saya hanya tahu ada semacam pohon pisang juga yang mereka tanam dalam pot. Saya melihat mereka melakukan ini dengan riang. Mulai dari saling bantu mengisi pot dengan tanah, menanam tumbuhan ke dalam pot, menata penyimpanan pot-pot itu dengan baik. Bahkan beberapa pot mereka simpan diatas pilar-pilar pagar.

Ini hasil karya tetangga-tetangga kontrakan saya yang membuahkan hasil yang baik. Kini ada sedikit pemandangan hijau di area kontrakan saya.

***

Ini hanya satu contoh upaya kecil dan sederhana yang dilakukan oleh masyarakat setempat untuk mengembalikan area yang mereka tinggali menjadi kembali hijau. Atau setidaknya ada pandangan hijau yang didapat. Warna hijau yang memberi efek kesejukkan dan kedamaian bagi siapapun yang memandangnya.

Sungguh, ditengah kesulitan yang dihadapi masing-masing keluarga muda ini, upaya menuju kembali ke alam yang hijau, yang sederhana dan jauh dari kata sempurna ini, tetap patut diacungi jempol.

Bekasi, 7 Januari 2014

17 respons untuk ‘Kembali Menghijaukan Bumi

Add yours

  1. Salut memang mas dgn usaha mereka menghijaukan kembali lingkungan di sekitar mereka

    kl org sini sih hobinya sdh berkebun mas, jadi semacam Gaya hidup malah 🙂

    1. Betul mba, saya juga salut. Ditengah pendapatan mereka yg rata-rata pekerja pabrik, masih bisa menyisihkan uang untuk membeli pot, membeli benih tumbuhan.
      Luar biasa kalo berkebun sudah menjadi semacam gaya hidup disana. Beda banget dengan disini ya mba.

      Salam,

    1. Betul Mas, membawa kesejukkan dan kedamaian bagi siapapun yang memandangnya.
      Alhamdulillah sudah timbul kesadaran yang luar biasa dari tetangga kontrakan saya disini.

      Salam,

  2. Assalaamu’alaikum wr.wb, mas Titik Asa….

    Alhamdulillah, usaha demikian harus disokong dan diberi pujian. Menjadikan keadaan sekeliling damai dan harmoni. Mudahan ada yang turut mengikut jejak tetangga muda untuk melestarikan alam. Dulu rumah saya juga dipenuhi dengan bungaan dan pokok renek hijau. Kini tidak lagi meriah tumbuhnya kerana kesibukan. Hanya ada pohon buahan sahaja yang tinggal. Hijau ini bisa mendamaikan hati.

    Salam sejahtera dari Sarikei, Sarawak. 😀

    1. Wa’alaikum salam mba Fatimah,

      Apa kabar di Sarikei? Semoga selalu tentram dan bahaga disana.
      Sepertinya gerakan menanam tumbuhan dalam pot sedang disukai oleh tetangga kontrakan saya dsini. Saya membayangkan setiap kamar kontrakan didepannya ada beberapa pot dengan berbagai tumbuhan. Betapa segar dan damai. Semoga saja kegiatan sederhana ini terus berlanjut.
      Nah, semoga mba ada waktu kembali untuk menata tanaman bunga-bunga disana.

      Salam persahabatan selalu,

  3. Ass.wr.wb. Wah usaha yang patut dikembangkan tuh kang. Saya sendiri sekarang lagi asyik2nya bermain dengan yang serba hijau. Bermula dari iseng, tapi koq ada yang berubah dalam diri saya. Percaya gak kalau saya bisa berjam2 berkutat dengan tanaman dan gak sadar itu jadi tempat saya untuk tafakur. Wah jadi curhat nih he he ………..

    1. Wa’alaikum salam wr.wb.

      Betul, saya juga salut dgn ketelatenan mereka merawat tanaman-tanaman ini,
      Bagus dan salut dengan apa yg dilakukannya bermain dengan tumbuhan dan berujung di tafakur. Luar biasa sudah sampai ke tahap demikian…

      Salam,

  4. Cantik dan seger lihat ijo-ijo begini 🙂
    Semoga langkah berikutnya bisa membuat lubang resapan biopori demi lingkungan yang lebih baik ^_^

    1. Saya pribadi senang banget dgn kegiatan tetangga-tetangga kontrakan disini. Sedikit mengurangi kesumpekkan ditengah udara panas Bekasi.
      Lubang resapan biopori? Nah ini dia tantangan berikutnya nih mba…

      Salam,

    1. Boleh juga nih mba, tanaman buah ya? Kira-kira apa yg cocok untuk ditanam ya mba? Mungkin nanti bisa saya obrolkan dgn tetangga-tetangga kontrakan saya disini.

      Salam,

  5. Terus terang saya salut dengan apa yang dilakukan masyarakat disana, semoga “gaya hidup” tersebut bisa tertular kepada seluruh masyarakat Indonesia. Mari kita turut berpartisipasi untuk membuat Indonesia menjadi lebih hijau dan indah 🙂

Sila tinggalkan komentar sahabat disini...

Buat situs web atau blog di WordPress.com

Atas ↑